Sentimen
Negatif (97%)
19 Des 2023 : 12.47
Informasi Tambahan

Institusi: UNHCR

Kasus: Narkoba, penembakan, pelecehan seksual

Partai Terkait

Kenapa Rohingya Mengungsi di Indonesia? Ini Alasan yang Jarang Diketahui Orang

19 Des 2023 : 12.47 Views 73

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Kenapa Rohingya Mengungsi di Indonesia? Ini Alasan yang Jarang Diketahui Orang

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM – Ribuan etnis Rohingya berdatangan untuk mengungsi di Indonesia, namun mendapat penolakan dari sebagian besar masyarakat.

Meskipun ditolak masyarakat, pemerintah masih mau menerima Rohingya untuk mengungsi di Indonesia atas dasar kemanusiaan, tetapi untuk sementara waktu.

Kenapa penduduk Rohingya mengungsi di Indonesia? Padahal mereka telah ditempatkan di kamp pengungsi Cox’s Bazar, Bangladesh.

Sebelum Rohingya ditampung di kamp pengungsi Cox’s Bazar, kewarganegaraan mereka telah dicabut oleh Myanmar.

Etnis Rohingya sudah tidak diakui sebagai warga negara dan menjadi sasaran kekerasan militer Myanmar.

Seluruh akses layanan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja telah dicabut dari mereka.

Baca Juga: 3.000 Pengungsi Rohingya Bakal Mendarat Lagi di Indonesia, Direktur Amnesty Tuntut Pemerintah Berikan Fasilitas Istimewa

Hal inilah yang membuat lebih dari satu juta jiwa Rohingya melarikan diri dari Myanmar dan mengungsi di kamp pengungsi Cox’s Bazar, Bangladesh.

Sayangnya kehidupan di Cox’s Bazar tidak senyaman yang mereka pikirkan karena padatnya pengungsi, kurangnya sanitasi, dan adanya tindak kejahatan yang dipelopori oleh geng.

Kondisi Cox’s Bazar sangat tidak nyaman di mana para pengungsi Rohingya harus tinggal di kamp pengungsi yang padat tanpa adanya privasi bagi masing-masing orang.

Setiap perempuan Rohingya baik dewasa maupun anak-anak berisiko mengalami pelecehan seksual antar sesama pengungsi.

Pengungsi Cox’s Bazar rentan terhadap bencana alam seperti banjir, angin topan, dan tanah longsor karena kondisi rumah penampungan hanya berupa bambu dan terpal.

Musim hujan juga berisiko menimbulkan berbagai macam penyakit di kamp pengungsi yang padat penduduk tersebut.

Baca Juga: Soal Raup Keuntungan Rp3 Miliar dari Pengungsi Rohingya, Begini Klarifikasi UNHCR

Sanitasi yang buruk dan kurangnya ketersediaan air semakin memperburuk keadaan kamp pengungsi Cox’s Bazar.

Sebagian besar pengungsi Rohingya bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Sayangnya saat ini PBB dan lembaga-lembaga bantuan lainnya kehabisan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan warga Rohingya.

Hal ini terjadi karena perhatian kemanusiaan beralih ke perang di Ukraina.

Voucher makanan bulanan bagi pengungsi Rohingya bahkan dipotong menjadi $8 dari sebelumnya $12 per orang.

Fakta paling mengerikan yang terjadi di kamp pengungsi Cox’s Bazar adalah adanya geng penyelundup narkoba dan perdagangan manusia.

Baca Juga: Siap Tampung Pengungsi Rohingya, Inilah Profil Lengkap Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia

Para pengedar narkoba memanfaatkan pengungsi Rohingya sebagai pembawa untuk menyelundupkan narkoba dari Myanmar ke Bangladesh.

Berbagai kelompok bersenjata seperti Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), Organisasi Solidaritas Rohingya (RSO), dan Geng Munna ada di antara pengungsi Rohingya.

Konflik antar geng sering menimbulkan korban jiwa yang menewaskan puluhan pengungsi Rohingya setiap tahun.

Setiap malam, pengungsi Rohingya selalu waspada jika terjadi penembakan yang membuat tidur mereka tidak pernah nyenyak.

Tidak adanya jaminan mata pencaharian yang layak bagi pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar membuat mereka yakin dengan mengungsi di Indonesia dan Malaysia akan membuat hidup mereka menjadi lebih baik.

Menyadari tidak tercatat sebagai warga negara secara resmi, ribuan Rohingya nekat mengambil langkah ilegal untuk berpindah mengungsi ke negara lain melalui perantara penyelundup manusia.

Baca Juga: Viral! Usman Hamid Kecewa, Siap Tampung Pengungsi Rohingya, Netizen: Jangan Pakai Pajak Gue Ya!

Mereka berani membayar mahal hingga puluhan juta kepada penyelundup manusia dan melakukan perjalanan laut dengan kapal menuju negara yang dijanjikan akan menerima mereka.***

Sentimen: negatif (97%)