Sentimen
Negatif (98%)
18 Des 2023 : 03.05

Jokowi Bantah Anies Soal Kebebasan Bicara: Ada yang Caci Maki Presiden, Biasa Saja

18 Des 2023 : 03.05 Views 7

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Jokowi Bantah Anies Soal Kebebasan Bicara: Ada yang Caci Maki Presiden, Biasa Saja

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Jokowi membantah calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan yang menyebut kebebasan berbicara di Indonesia sedang terganggu.

Jokowi menjadikan pernyataan Anies dalam debat capres itu sebagai bahan evaluasi. Kendati demikian, Jokowi menegaskan tidak pernah ada pembatasan dalam berbicara maupun berpendapat.

"Yang jelas, kita ini kan tidak pernah melakukan pembatasan-pembatasan apapun, dalam berbicara, dalam berpendapat," katanya pada Jumat, 15 Desember 2023.

Baca Juga: Kaesang Puji Anies dan Prabowo di Debat Capres: Kalau Ganjar, Saya Masih Bingung

Jokowi mengatakan, ada pihak yang mencaci maki presiden. Namun dia menanggapi itu sebagai hal biasa.

"Ada yang caci maki presiden, ada yang merendahkan presiden, ada yang menjelekkan juga, biasa-biasa saja," ujarnya.

Selain itu, Jokowi menyebut demonstrasi di Jakarta terjadi hampir setiap minggu. Bahkan beberapa di antaranya digelar di depan Istana Negara.

"Di Patung Kuda, di depan Istana juga demo hampir setiap minggu. Setiap hari juga ada, enggak ada masalah," tutur dia.

Anies: Rakyat Tidak Percaya pada Demokrasi

Anies menanggapi pertanyaan soal indeks demokrasi di Indonesia saat debat perdana Pilpres 2024 pada Selasa, 12 Desember 2023.

"Saya rasa lebih dari sekadar partai politik. Rakyat tidak percaya kepada proses demokrasi yang terjadi sekarang," katanya.

Lebih lanjut, Anies menyebut bahwa demokrasi itu mencakup tiga hal. Di antaranya kebebasan berbicara, kritik terhadap pemerintah, dan proses Pemilu.

"Satu adalah adanya kebebasan berbicara, kedua adanya oposisi yang bebas untuk mengkritik pemerintah dan menjadi penyeimbang pemerintah, ketiga adanya proses Pemilu, Pilpres yang netral, transapran, jujur, dan adil," ucapnya.

Menurut Anies, dinamika yang terjadi belakangan ini menyebabkan angka demokrasi di Indonesia menjadi menurun.

"Kita saksikan akhir-akhir ini, dua ini mengalami problem. Kita menyaksikan bagaimana kebebasan berbiara menurun, termasuk mengkritik partai politik, dan angka demokrasi kita menurun," tutur Anies.

Hal itu lantas dibalas oleh capres nomor urut 2, Prabowo Subianto. Dia menilai pendapat Anies berlebihan.

Jika demokrasi tidak berjalan, kata Prabowo, maka Anies seharusnya tidak menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini itu. Mas Anies dipilih jadi Gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa, saya mengusung bapak," katanya.

"Kalau demokrasi tidak berjalan, tidak mungkin Anda menjadi gubernur," sambung Prabowo.***

Sentimen: negatif (98.3%)