PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan soal pembantaian yang dilakukan negaranya pada masyarakat Palestina. Netanyahu dalam suatu kesempatan menyebut serangan tersebut sebagai perang yang adil.

Netanyahu menyatakan hal ini dalam sebuah video yang beredar di internet. Ia menyatakan pembantaian Israel ke Palestina yang sudah memakan 17 ribu orang adil karena dilakukan sebagai upaya menghabisi Hamas.

Benjamin Netanyahu menganggap Hamas sebagai teroris yang karena hal itu harus dimusnahkan.

"Saya sangat menghargai sikap yang benar yang diambil AS di Dewan Keamanan PBB... Oleh karena itu, Israel akan melanjutkan perang yang adil untuk menghabisi Hamas dan mencapai tujuan perang lainnya," kata Netanyahu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari AFP News Minggu 10 Desember 2023.

Netanyahu juga memuji Amerika Serikat karena tindakannya untuk veto segala upaya gencatan senjata yang diajukan oleh Persatuan Bangsa-bangsa (PBB).

Tak Manusiawi

Ironisnya, pernyataan dari Benjamin Netanyahu keluar tak lama setelah pihak Palestina mengumumkan korban meninggal akibat serangan Israel. Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas menyatakan 17 ribu orang sudah meninggal akibat serangan itu.

Pihak Palestina bahkan menyebut serangan Israel sebagai upaya genosida.

"Kejahatan dan genosida terhadap warga Gaza tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Mengakhiri eksistensi Palestina dengan dukungan Amerika dan Eropa adalah tindakan yang tidak manusiawi," kata Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra.

Sebanyak 48.780 orang juga sudah terluka sejak serangan pertama berlaku 7 Oktober 2023.

Sementara berdasarkan laporan resmi lainnya, korban jiwa pihak Israel dari perang ini hanya mencapai 1.200 jiwa.

Pihak Palestina diketahui sudah meminta gencatan senjata dan perang diakhiri melawan Israel. Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas Jumat 8 Desember 2023.

Pernyataan tersebut dikeluarkan sehari setelah Netanyahu menjamin jika Abbas takkan pernah lagi bisa memerintah di Gaza.

"Selama saya menjadi perdana menteri Israel, hal itu tidak akan pernah terjadi. Mereka yang mendidik anak-anak mereka untuk melakukan terorisme, membiayai terorisme, dan mendukung keluarga-keluarga teroris tidak akan bisa memerintah di Gaza setelah Hamas dilenyapkan," ujar Netanyahu.***