Sentimen
Negatif (66%)
9 Des 2023 : 19.25
Informasi Tambahan

Hewan: Ular

Kasus: HAM, korupsi

Partai Terkait

Kritik Penguasa, Anak Wiji Thukul Riuhkan GBK dengan Puisi “Momok Hiyong”

9 Des 2023 : 19.25 Views 19

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

Kritik Penguasa, Anak Wiji Thukul Riuhkan GBK dengan Puisi “Momok Hiyong”

MerahPutih.com - Fajar Merah, anak dari penyair dan aktivis hak asasi manusia (HAM), Wiji Thukul membuat Panggung Rakyat bertajuk 'Bongkar' bergetar dan bergemuruh riuh.

Pasalnya, Fajar Merah dengan penuh semangat membacakan puisi ciptaan sang ayah berjudul 'Momok Hiyong'.

Baca Juga

Bunuh 4 Anak Kandungnya, Panca Darmansyah Terancam Hukuman Mati

Diketahui, puisi 'Momok Hiyong' karya Wiji Thukul berisi kritikan keras terhadap penguasa.

Awalnya, aktivis HAM Usman Hamid menyampaikan pengntar dalam pembukaan acara Panggung Rakyat yang diikuti puluhan seniman, budayawan, dan aktivis di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (9/12).

Setelah itu, Usman mengundang Fajar Merah naik ke atas panggung utama untuk membacakan puisi.

"Kita panggil, putra dari aktivis HAM Wiji Thukul, Fajar Merah. Dia akan membacakan puisi," ucap Usman.

Fajar yang tampak mengenakan kaus putih bergambar wajah Wiji Thukul, langsung naik ke atas panggung.

Baca Juga

Goenawan Muhammad hingga Mantan Pimpinan KPK akan Orasi di Konser Musik Bongkar

Dia kemudian langsung membacakan puisi berjudul 'Momok Hiyong'.

Momok hiyong si biang kerok,

Paling jago bikin ricuh,

Kalau situai keruh,

Jingkrakjingkrak ia.

Bikin kacau dia ahlinya,

Akalnya bulus siasatnya ular,

Kejamnya sebanding nero,

Sefasis hitler sefeodal raja kethoprak.

Luar biasa cerdasnya,

Di luar batas culasnya,

Demokrasi dijadikan bola mainan,

Hak asasi ditafsir semau gue.

Emas doyan hutan doyan,

Kursi doyan nyawa doyan,

Luar biasa,

Tanah air digadaikan.

Masa depan rakyat digelapkan,

Dijadikan jaminan hutan.

Momok hiyong momok hiyong,

Apakah ia abadi,

Dan tak bisa mati?Momok hiyong momok hiyong,

Berapa ember lagi,

Darah yang ingin kau minum?

30 September 1996

Terlihat, Fajar Merah begitu bersemangat membacakan puisi tersebut dari atas panggung.

Ribuan penonton yang hadir di lokasi pun tampak begitu terpukau dengan puisi yang dibacakan Fajar tersebut. Mereka tak lupa merekam momen Fajar membacakan puisi dengan ponsel.

Selepas puisi ditutup oleh Fajar, ribuan penonton pun riuh bertepuk tangan meriah.

Usman pun berteriak untuk para korban pelanggaran HAM yang hilang, seperti Wiji Thukul dan para tokoh lainnya.

"Hidup korban, hidup rakyat," teriak Usman diikuti ribuan penonton.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan mendengarkan sejumlah lagu-lagu perjuangan seperti 'Kaisar Sambo' hingga perlawan terhadap kekuasaan yang korup. (Pon)

Baca Juga

Mahfud MD: Kami Peluru Tak Terkendali untuk Memberantas Korupsi

Sentimen: negatif (66.6%)