Sentimen
Negatif (100%)
9 Des 2023 : 22.42
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Institusi: UNHCR

Kenapa Rohingnya Ingin Tinggal di Indonesia? Padahal Sudah Punya Pemukiman Tetap di Bangladesh

9 Des 2023 : 22.42 Views 10

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Kenapa Rohingnya Ingin Tinggal di Indonesia? Padahal Sudah Punya Pemukiman Tetap di Bangladesh

PIKIRAN RAKYAT - Pengungsi Rohingnya kembali meninggalkan kamp pengungsian di Cox's Bazar, pantai tenggara Bangladesh. Mereka rela menyeberangi lautan sejauh 1.800 kilometer ke Indonesia menggunakan perahu reyot.

Beberapa waktu lalu, lebih dari 1.000 warga Rohingya tiba di Indonesia, jumlah terbesar sejak 2015. Polisi dan nelayan Indonesia berpatroli di beberapa bagian wilayah di Aceh untuk mencegah pendaratan perahu para pengungsi.

Pada tahun 2017, militer Myanmar melakukan aksi brutal terhadap warga Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine dan menghancurkan desa, ribuan orang tewas, termasuk anak-anak.

Ratusan ribu lainnya kemudian menyelamatkan diri dengan melintas perbatasan ke Bangladesh. Sekitar satu juta orang Rohingya pun tinggal di kamp pengungsian di Cox's Bazar.

Namun kehidupan pengungsi Rohingya di Bangladesh sulit, karena banyak dari mereka yang kekurangan makanan, keamanan, dan pendidikan.

Ada Kejahatan di Cox's Bazar yang Menyebabkan Rohingya Melarikan Diri

Menurut laporan Human Rights Watch pada tahun 2023, bahwa geng kriminal dan afiliasi kelompok bersenjata Islam menyebabkan ketakutan pada malam hari di kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar.

Seorang pengungsi Rohingya berusia 19 tahun yang baru-baru ini tiba di Aceh bersama keluarganya mengatakan, bahwa penjahat di Cox's Bazar mengancamnya dan keluarganya setiap hari. Alhasil, dia rela membayar lebih dari 1.800 dolar AS atau Rp27,9 juta untuk perjalanan perahu ke Indonesia.

Polisi Bangladesh mengatakan, sekitar 60 Rohingnya meninggal dunia di kamp Cox's Bazar pada tahun 2023. Salah satu pendiri Free Rohingya Coalition, Nay San Lwin mengatakan bahwa banyak pengungsi melarikan diri dari kekerasan di kamp.

"Geng kriminal mengendalikan kamp di malam hari, sehingga tidak ada seorangpun di kamp yang merasa aman, ini menimbulkan tantangan yang signifikan bagi semua pengungsi," tuturnya, 29 November 2023.

Selain itu, pengungsi Rohingya tidak diizinkan bekerja atau mendapatkan pendidikan yang layak di Bangladesh, Mereka dilarang mempelajari bahasa Bengali lokal karena otoritas negara tidak ingin merek berintegrasi ke dalam masyarakat arus utama. Mereka juga dilarang diberikan kewarganegaraan formal di Myanmar.

Bangladesh Tak Izinkan Rohingya Berintegrasi

Komisaris bantuan dan repatriasi pengungsi Bangladesh (RRRC), Mohammed Mizanur Rahman mengatakan bahwa dia tidak berpikir para pengungsi meninggalkan kamp karena situasi keamanan. "Mereka adalah orang-orang tanpa kewarganegaraan, dan kami tidak mengizinkan mereka untuk berintegrasi di Bangladesh. Itu tidak mungkin bagi kami," ucapnya, 29 November 2023.

"Jadi, demi generasi penerus mereka, mereka mencoba pergi ke negara-negara di mana mereka pikir generasi masa depan mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik," kata Mohammed Mizanur Rahman menambahkan.

Kepala pengungsi menambahkan bahwa lembaga penegak hukum setempat telah berusaha untuk mengekang perdagangan manusia. Selain itu, lebih banyak tindakan akan dilaksanakan di masa depan untuk mengatasi situasi tersebut.

"Dua atau tiga hari yang lalu, 58 pengungsi Rohingya dihentikan dari berlayar ke Malaysia atau Indonesia oleh polisi. Kasus-kasus telah diajukan terkait dengan perdagangan manusia di daerah itu dalam beberapa tahun terakhir, dan banyak penangkapan telah dilakukan untuk memastikan keadilan," tutur Mohammed Mizanur Rahman.

"Akan tetapi, sulit untuk menjaga hukum dan ketertiban di kamp-kamp yang penuh sesak karena lokasi mereka dan faktor lainnya," ujarnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari DW.

Pemukiman Rohingya di Bangladesh

Pengungsi Rohingya telah disediakan hunian di Bangladesh, India. Namun, mereka menolak dan tidak ingin tinggal di Bangladesh. Bangladesh telah mulai memindahkan keluarga Rohingya dari kamp-kamp dekat perbatasan Myanmar ke pemukiman di sebuah pulau terpencil sekitar 3 tahun lalu. Meskipun, ada kekhawatiran tentang keamanan dan kurangnya persetujuan dari para pengungsi.

Potret hunian Rohingya di Bangladesh.

Dalam sebuah pernyataan, UNHCR mengatakan bahwa mereka belum terlibat dalam relokasi dan meminta Bangladesh untuk mengizinkan penilaian mendesak pulau itu. Sedangkan Bangladesh bersikeras perumahan baru di Bhasan Char lebih unggul dari tempat penampungan bambu Cox's Bazar, dan telah membangun pertahanan banjir.

"Kami diberitahu akan ada anggota otoritas Bangladesh juga di pulau itu. Jadi apapun rintangan yang akan kita hadapi di pulau itu, Bangladesh juga akan menghadapinya. Jadi saya pikir pulau itu harus memiliki fasilitas untuk bertahan hidup dalam kondisi iklim yang buruk," kata Mohammad Hanif.

"Pihak berwenang mengatakan kepada kami bahwa pemerintah Bangladesh telah melakukan banyak hal untuk kami, dan mereka memberi kami tempat tinggal dan makanan. Mereka mengharapkan kami untuk mengikuti rencana mereka, karena itu untuk kebaikan kita sendiri," tuturnya menambahkan.***

Sentimen: negatif (100%)