AYOBANDUNG.COM - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri tengah terjerat dalam skandal pemerasan di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan).

Langkah Polda Metro Jaya menetapkannya sebagai tersangka kasus pemerasan menegaskan ancaman hukuman berat yang mengintainya.

Menurut Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya, Ade Safri Simanjuntak, Firli terancam hukuman seumur hidup sesuai dengan Pasal 12 ayat 1 UU Pemberantasan Korupsi.

Firli dituduh menyalahgunakan kekuasaannya sebagai pegawai negeri atau penyelenggara negara.

Baca Juga: Penyebaran Nyamuk Wolbachia Tuai Pro Kontra, Dinkes Jabar Pastikan Bukan Rekayasa Genetik

Tindakan hukum yang menimpa Firli terjadi bersamaan dengan penerimaan penghargaan 'Anugerah Reksa Bandha' dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada KPK.

Penghargaan tersebut diberikan sebagai apresiasi atas kontribusi KPK dalam pengelolaan barang milik negara (BMN) dalam upaya memberantas korupsi.

Namun, kontroversi memuncak saat Firli, sebagai perwakilan KPK, menerima penghargaan tersebut.

Sikap yang bertolak belakang dengan statusnya sebagai tersangka dalam kasus pemerasan menimbulkan sorotan tajam.

Eks penyidik senior KPK, Novel Baswedan, memberikan respons terhadap penetapan status tersangka Firli.

Baca Juga: 5 Kota Tertua di Indonesia, Capai Usia 1.000 Tahun Lebih, Ternyata Jakarta Tidak Termasuk Melainkan Kota ...

Dalam pandangannya, langkah Polri menunjukkan keberanian dan kejujuran dalam menangani kasus tindak pidana korupsi ini.

Dia berharap proses penyidikan akan mengungkap lebih banyak perbuatan yang diduga dilakukan oleh Firli.

Novel mengimbau para korban pemerasan atau mereka yang mengetahui perbuatan lain Firli untuk melaporkan hal tersebut.

Baginya, penetapan Firli sebagai tersangka harus menjadi momen bersih-bersih di KPK, mengungkapkan dan menindak tuntas segala bentuk tindak pidana korupsi yang terjadi di lembaga tersebut.

Kasus ini mengejutkan karena melibatkan pemimpin KPK, sebuah lembaga yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberantas korupsi.

Penetapan Firli Bahuri sebagai tersangka menjadi sorotan besar karena mencoreng reputasi lembaga yang seharusnya menegakkan keadilan dan hukum.***