FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) pada produk yang punya hubungan dengan Israel kian marak. Meski begitu, hal tersebut tidak terlepas dari pro dan kontra.

Tak sedikit pihak yang menilai gerakan tersebut sia-sia. Di sisi lain, ada pula yang yakin gerakan itu berdampak.

CEO dan Founder of AMI Group, Azzam Izzulhaq salah satu di antaranya. Ia yakin gerakan boikot akan berpengaruh.

Ia menjelaskan, setiap harinya Israel harus mengeluarkan anggaran sebanyak $260 Juta. Sampai hari ini mereka sudah mengeluarkan anggaran sebesar $10,14 Milyar.

“Belum lagi mereka mengalami kerugian ekonomi sebanyak $600 Juta per pekan,” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari cuitannya di Twitter, Rabu (16/11/2023).

Ia mengungkapkan, saat ini mereka sudah dalam kondisi peningkatan defisit anggaran sebanyak 397% dengan nilai $6 Milyar. Karenanya bergantung pada bantuan dari negara-negara.

“Dan, negara sekutu ya anggarannya dari pemasukan berbagai komoditas industri. Komoditas industri ya dari serapan pembelian produk yg dikonsumsi oleh kita sebagai konsumennya,” jelasnya.

Karenanya, ia mengatakan, jika memutus rantai konsumsi terhadap produk-produk tersebut, Israel dan negara sekutu tidak mendapatkan atau kesulitan mendapatkan pasokan ‘amunisi’ finansial untuk membiayai genosida mereka.

“Kita gak bisa seperti Allah yarham Raja Faisal yg dulu dalam hitungan hari bisa membuat Barat krisis moneter ketika melakukan boikot penjualan minyak,” ujarnya.

Di sisi lain, ia menyebut tidak bisa memaksa para petinggi negara-negara Arab penghasil minyak yang sekarang untuk melakukan hal yang sama seperti pendahulunya.

“Tapi kita bisa menahan dan memaksa diri kita sendiri untuk memutus rantai keuangan mereka dengan beralih konsumsi dari produk yang berafiliasi dengan mereka ke produk lainnya,” terangnya.

“Syukur-syukur ke produsen yang justru berkontribusi kepada rakyat dan para pejuang Palestina,” tandasnya.
(Arya/Fajar)