Sentimen
Positif (97%)
11 Nov 2023 : 00.15
Informasi Tambahan

Event: Asian Games

Tokoh Terkait

7 Monumen di Jakarta

11 Nov 2023 : 00.15 Views 6

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

7 Monumen di Jakarta

KOMPAS.com - Jakarta memiliki sejumlah monumen yang memiliki bentuk yang berbeda-beda.

Setiap monumen punya histori yang menarik. Selain itu ada sejumlah alasan mengapa monumen-monumen berikut ini dibangun.

Berikut ini daftar monumen yang ada di Jakarta.

Monumen Nasional 

Monumen Nasional atau yang dikenal sebagai Monas merupakan landmark Jakarta yang paling ikonik.

Tempat ini menjadi tempat wisata wajib di Jakarta bagi pelancong.

Melansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Monas dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, mulai 17 Agustus 1961. Monas resmi dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975.

Tugu Monas memiliki tinggi 132 meter atau sekitar 433 kaki dan punya area seluas 80 Hektar.

Sementara itu berat emas yang ada dipuncak tugu tersebut beratnya mencapai 38 kg.

Monas memiliki bentuk tugu yang menjulang tinggi mengandung falsafah “Lingga dan Yoni” yang menyerupai alu sebagai “Lingga” dan bentuk wadah (cawan) berupa ruangan menyerupai lumpang sebagai “Yoni”.

Alu adalah alat penumbuk padi dan lumpang adalah wadahnya.

Sementara itu Lingga dan Yoni adalah kelamin yang menjadi perlambangan kehidupan abadi seperti adanya siang dan malam, laki-laki dan perempuan, baik dan buruk dan lainnya.

Di atas tugu terdapat simbol lidah api yang menggambarkan semangat yang berkobar di Indonesia.

Monumen Selamat Datang (Bundaran HI) Kemendikbud RI Monumen Selamat Datang HITidak banyak orang tahu bahwa Bundaran HI memiliki nama “Monumen Selamat Datang”. 

Monumen ini dibuat dalam rangka persiapan penyelenggaraan Asian Games ke lV di Jakarta  pada tahun 1962.  Seperti namanya, monumen ini sengaja dibuat untuk menyambut tamu dan para olahragawan yang tiba di Jakarta.

Desain monumen ini dikerjakan oleh seniman Henk Ngantung yang menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sementara lde atau gagasannya berasal dari Presiden Sukarno.

Sentimen: positif (97.7%)