Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Sapi
Tokoh Terkait

Amran Sulaiman
Amran: Tidak Sulit Swasembada, Apalagi Alam Mendukung
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Bukan perkara sulit bagi Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mewujudkan pekerjaan rumah dari Presiden Jokowi yakni swasembada beras dan jagung.
"Kita sudah membuat program akselerasi sudah dua kali Rapim (Rapat Pimpinan) baru tinggalkan Jakarta. Kita sudah melakukan langkah strategi untuk mengembalikan posisi swasembada beras Indonesia hal ini tidak sulit," kata Amran saat ditemui di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Jumat (27/10/2023) petang.
Alasannya logis, menurut Amran, karena selama pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia sudah empat kali swasembada.
"Jadi ini adalah sesuatu yang tidak sulit. Dulu yang melakukan swasembada semua pengawai Kementan. Jadi untuk mengembalikan pada posisi swasembada, tidak sulit," tegasnya.
Terlebih kata dia, alam semesta seolah mendukungnya untuk mewujudkan swasembada.
Tepat di hari pelantikannya tanggal 25 Oktober 2023, El nino terhenti dengan turunnya hujan hampir merata di seluruh tanah air. Di Sulawesi Selatan, hingga sejumlah wilayah di Pulau Jawa.
"Ini adalah tanda-tanda alam menyambut kita, pelantikan ini dan bersahabat dengan kita. Karena pada saat pelantikan terjadi hujan di Sulawesi Selatan, di Jawa dan seterusnya. Ini adalah tanda-tanda alam yang baik," ucapnya bersyukur.
Presiden Joko Widodo memberikan arahan khusus kepada Mentan Amran segera tancap gas untuk mencapai swasembada pangan.
Dalam Rapat Pimpinan Kementan, Mentan Amran fokus untuk memanfaatkan 2 bulan terakhir dalam 2023.
“Rencananya 2 bulan masa tanam Oktober-Maret di musim hujan di tengah El Nino. Terutama di dua komoditas strategis yaitu padi dan Jagung. Ini tidak boleh meleset. Alhamdulilah Indonesia saat ini stoknya masih ada, tapi kita harus tetap menjaga produksi semaksimal mungkin. Ini perintah langsung dari Pak Presiden,” tuturnya.
"Kita sudah letakkan fondasi pembangunan pertanian yang modern. Di tahun 2017 kita sudah mulai swasembada beras hingga beberapa tahun terakhir. Empat tahun kita swasembada beras. Sekarang kita mulai balikan lagi," sambung Amran.
Diketahui, pada periode pertamanya menjabat Mentan 2014-2019, secara sistemik Kementan telah menyusun roadmap pembangunan pertanian komoditas jangka panjang.
Pada dokumen tersebut disebutkan secara jelas pada 2017 tidak ada impor beras, jagung, cabai dan bawang merah, 2019 tidak impor gula konsumsi, 2025 tidak impor gula industri, 2027 tidak impor daging sapi dan bahkan pada 2045 ditargetkan menjadi lumbung pangan dunia.
Guna mewujudkan nawa-cita dan roadmap jangka panjang, beberapa kebijakan strategis yang ditempuh.
Diantaranya merevisi regulasi yang menghambat, membangun infrastruktur irigasi 3,2 juta hektar, cetak sawah dan mekanisasi secara besar-besaran alat dan mesin minimal 80 ribu unit pertahun, memperkuat sistem budidaya dan pasca panen, penataan tata niaga pangan, dan mengendalikan impor dan mendorong ekspor.
Berbagai indikator produksi dan kesejahteraan petani 2015-2016 menunjukkan trend meningkat signifikan dan kinerja ini diakui berbagai lembaga survei dalam dan luar negeri.
Jadi dalam kurun waktu 2015-2016 kemiskinan di pedesaan semakin menurun. Buktinya data series BPS penduduk miskin September 2015 mencapai 28,51 juta orang atau 11,13 persen, menurun 80 ribu orang jika dibandingkan Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang.
Penduduk miskin di pedesaan turun 50 ribu dari 17,94 juta orang menjadi 17,89 juta orang. (*)
Sentimen: positif (98.8%)