Yogyakarta, Gatra.com - Wakil Sekjen DPP Gerindra, Ahmad Subagya, menilai munculnya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto sebagai penghargaan atas representasi kaum milenial dan generasi Z. Gerindra membuka pintu bagi relawan Joko Widodo untuk berbagi tugas.

“Tidak bisa dimungkiri, selain mempresentasikan pemimpin muda, Gibran merupakan representasi dari Pak Jokowi, baik secara kultural maupun politik. Jadi orang tidak dijelaskan panjang lebar pun sudah meyakini hal itu,” kata Subagya di Kota Yogyakarta, Senin (23/10).

Menurutnya, ada dua pertimbangan rasionalitas memilih Gibran. Pertama, pada pemilu tahun depan, lebih dari 50 persen pemilih adalah generasi muda. Kedua, Prabowo tengah menyiapkan era transisi dari pemimpin senior dengan memberikan peluang kepada kepemimpinan yang junior.

“Kalau berpikir objektif, kinerja Gibran sebagai Wali Kota Solo kategorinya baik. Saya kira banyak indikator yang bisa di-tracking, bagaimana perkembangan Kota Solo di masa kepemimpinan dia,” ujarnya.

Baginya ujian bagi kepemimpinan seseorang itu tidak semata-mata dilihat dari berapa lamanya seorang menjabat. Pasalnya kemampuan kepemimpinan itu relatif berbeda. Ada yang butuh waktu cepat dan langsung bisa beradaptasi hingga ia matang, ada pula yang memerlukan waktu lama.

Dari pandangan Gerindra, Gibran adalah anak muda yang relatif cepat proses belajar dan adaptasinya.

“Sangat terasa sekarang, ketika dibully sana sini, dia tidak pernah reaktif. Cool. Ini modal besar kita untuk membaca karakter seseorang tentang kepemimpinan. Jadi bukan sekadar kompromi atau akomodasi politik yang mengabaikan kualifikasi seseorang,” ucapnya.

Karenanya, sebagai representasi Jokowi, Subagya menegaskan Gerindra membuka pintu untuk koordinasi dan harmonisasi dengan relawan pendukung Jokowi secara proporsional untuk mencapai tujuan yang sama.

Usai deklarasi pasangan Prabowo-Gibran oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), Minggu (22/10) malam, relawan Perisai Prabowo Yogyakarta menyatakan siap memenangkan pasangan ini di Pilpres 2024.

Ketua Umum Perisai Prabowo, Ahmad Kailani, menyatakan ada tiga pilar yang menjadi pijakan untuk para relawan bergerak. Pertama adalah memobilisasi massa yang diperkuat dengan pemberitaan positif.

“Perisai Prabowo ikut mendalami isu-isu strategis seperti agenda perubahan iklim, isu perdagangan karbon yang menjadikan dunia berutang pada Indonesia. Utang inilah yang nanti ditagihkan ke negara-negara maju. Pilar ketiga adalah memperkuat dan memperluas jaringan,” kata Kailani.

Dalam mandatnya ke Prabowo-Gibran, Perisai meminta adanya pembangunan kesadaran nasional, ekonomi kuat kerakyatan, demokrasi oleh rakyat, dan memberi solusi atas kondisi paradoks Indonesia menuju 100 tahun Indonesia merdeka, dan menunaikan janji kemerdekaan.

32