Sentimen
Positif (65%)
18 Okt 2023 : 23.19
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Institusi: UGM, UIN

Kab/Kota: Yogyakarta, Madura

Kasus: korupsi

Istimewa! Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Sama-sama Lulusan UGM, Jangan Ada Politik Identitas dan Kadrun vs Cebong

18 Okt 2023 : 23.19 Views 11

Gatra.com Gatra.com Jenis Media: Nasional

Istimewa! Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Sama-sama Lulusan UGM, Jangan Ada Politik Identitas dan Kadrun vs Cebong

Yogyakarta, Gatra.com - Sekretaris Program Studi Hukum Tata Negara Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Gugun El Guyanie menyatakan terpilihnya Mahfud MD sebagai cawapres dinilai menyelamatkan pilpres dari politik identitas.

“Kehadiran tiga pasangan capres-cawapres akan menghadirkan persaingan kompetitif dengan isu-isu yang visioner. Namun nantinya tidak seperti Pilpres 2014 dan 2019 yang memunculkan polarisasi karena politik identitas,” tulisnya ke Gatra.com, Rabu (18/10).

Terpilihnya Mahfud MD mendampingi Ganjar Pranowo dinilai akan mencegah munculnya politik identitas yang sangat merusak demokrasi.

Apalagi para kandidat berlatar akademisi dan aktivis. Ganjar Pranowo selama kuliah di UGM aktif di GMNI, sedangkan Mahfud MD santri NU Madura yang aktif di HMI, lalu menempuh pendidikan dari diploma 3 sastra Arab, magister ilmu politik, sampai doktor ilmu hukum di UGM.

Hal yang sama juga dinilai ada pada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Anies berlatar belakang alumnus UGM dan HMI, sedangkan Muhaimin Iskandar juga berlatar belakang santri NU, PMII, dan lulusan UGM juga.

“Dengan peta calon demikian, kita semua berharap masyarakat akar rumput tidak mudah digiring kepada isu-isu Islam vs abangan, atau kadrun vs cebong. Sehingga isu dan perdebatan soal capres lebih produktif dan kompetitif soal gagasan penegakan hukum, pendidikan di era Artificial Intelligence, korupsi sektor sumber daya alam, reformasi birokrasi,” kata Gugun.

Momentum pilpres yang diisi kandidat dari perguruan tinggi terbaik diharapkan tidak dibajak oleh isu politik identitas yang mengancam masa depan Indonesia.

Apalagi dalam beberapa kali sengketa pilpres, Mahkamah Konstitusi menjadi pengawal demokrasi. Hal ini berbeda jika bandingkan dengan negara yang menjadi kiblat demokrasi seperti Amerika Serikat, saat perselisihan pilpres berbuntut panjang tak berkesudahan.

“Saatnya parpol menjadi garda depan untuk melakukan pendidikan demokrasi yang mengangkat isu-isu positif,” katanya.

Sementara Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta, Eko Suwanto, menyatakan seluruh simpatisan dan relawan di Yogyakarta menyambut baik dipilihnya sosok Mahfud MD sebagai pendamping Ganjar Pranowo.

“Bagi masyarakat Yogyakarta, dua sosok pemimpin Ganjar Pranowo dan Mahfud MD adalah tokoh yang dekat dalam perjalanan keistimewaan,” ujarnya.

Ganjar Pranowo pernah menjadi Pimpinan Panja RUU Keistimewaan DIY dan mengawalnya sampai ditetapkan sebagai UU Keistimewaan. Sementara Mahfud MD juga punya peran sebagai Ketua Parampara Praja, sebuah lembaga yang mengurusi keistimewaan DIY.

“Mas Ganjar maupun Pak Mahfud punya kedekatan dengan DIY dan keistimewaannya. Ada peran pokok dalam urusan mewujudkan kesejahteraan rakyat DIY,” tutur Eko.

62

Sentimen: positif (65.3%)