Sentimen
Negatif (100%)
13 Okt 2023 : 09.40
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yerusalem

Kasus: HAM, penganiayaan

FLP Dorong Indonesia Maksimalkan Diplomasi untuk Menentang Penjajahan Israel atas Palestina

13 Okt 2023 : 09.40 Views 9

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

FLP Dorong Indonesia Maksimalkan Diplomasi untuk Menentang Penjajahan Israel atas Palestina

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Organisasi Kepenulisan ternama di Indonesia, Forum Lingkar Pena (FLP) turut memberikan reaksi terkait perang antara Israel dan Palestina yang belakangan ini kembali bergulir.

Ketua Umum FLP, S. Gegge Mappangewa, mengatakan, apa yang dilakukan Israel kepada Palestina merupakan tindakan biadab yang tidak berperikemanusiaan.

Serangan itu dikatakan Gegge, berdalih respons atas serangan Harakah Al-Muqawwamah Al-Islamiyah (Hamas) pada 7 Oktober 2023 lalu.

Dari situ, Israel mendeklarasikan perang terhadap Palestina. Bukan sekadar melakukan serangan brutal di Jalur Gaza, yang hingga kini telah menewaskan 1.000 orang.

Diceritakan Gegge, gelombang perjuangan "Taufan Al-Aqsa" yang dilancarkan Hamas memang mengejutkan Penjajah Israel dan meluluhlantakkan citra Israel yang konon memiliki intelejen, kekuatan militer, serta teknologi pertahanan terbaik di dunia.

"Namun, aksi Hamas tersebut bukanlah serangan yang tanpa alasan, melainkan perlawanan terhadap Penjajah Israel yang selama lebih dari tujuh dekade telah merampas hak-hak rakyat Palestina secara ilegal," lanjutnya.

Menyikapi kondisi tersebut, ditegaskan Gegge, rakyat Palestina memiliki hak untuk melawan penjajah demi meraih kemerdekaan Palestina dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukotanya.

"Israel, sebagai penjajah, bertanggung jawab penuh atas situasi saat ini," ucapnya.

Sebab, kata dia, selama lebih dari tujuh dekade telah menggunakan kekerasan, ancaman, perampasan tanah, penggusuran rakyat Palestina, penganiayaan, hukuman kolektif, serta pengabaian hak-hak dasar rakyat Palestina, yang merupakan pelanggaran atas norma-norma hukum internasional.

"FLP mengutuk Penjajah Israel yang menjadikan para warga sipil tak berdaya sebagai target di Gaza dan di wilayah Palestina lainnya," kata Gegge.

Dia menuturkan, serangan balasan terhadap warga sipil dengan menggunakan persenjataan lengkap merupakan tindakan ilegal di mata hukum kemanusiaan internasional dan harus dihentikan.

Dikatakan Gegge, FLP mendorong pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar tak gentar dalam memaksimalkan diplomasi luar negeri bebas aktif dalam kerangka kemanusiaan yang adil dan beradab, menentang penjajahan atas Palestina.

Selain itu, dia menyebut, FLP juga mendorong seluruh elemen bangsa Indonesia untuk terus menyokong kemerdekaan bangsa Palestina dan memanjatkan doa-doa terbaik bagi mereka.

Dalam proses menuju kemerdekaan Palestina, Gegge menekankan bahwa FLP memandang semua pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang telah dilakukan oleh penjajah Israel harus diadili di Mahkamah Internasional.

"Impunitas internasional yang diberikan kepada Israel merupakan penghinaan moral, politik, dan hukum terhadap kemanusiaan dan kesusilaan serta prinsip-prinsip hukum internasional," imbuhnya.

"Segala upaya untuk mengampuni dan menutupi kejahatan-kejahatan ini tidak dapat diterima dan sangat tercela," sambung dia.

Lebih lanjut kata Gegge, dia mengajak kepada seluruh penulis dan pegiat literasi di manapun berada, untuk menulis dan memproduksi tulisan dalam bentuk apapun, sebagai sarana pendidikan tentang Palestina dan isu-isu yang melingkupinya.

"Juga memaksimalkan media sosial dalam meluruskan kebohongan dan fitnah yang disebar Penjajah Israel terhadap perjuangan Hamas pada khususnya dan perjuangan bangsa Palestina secara umum," tandasnya.

Sebab, menurutnya, Zionis Israel tidak hanya melakukan penjajahan dengan kekuatan militer yang menyerang fisik warga Palestina, tetapi juga dengan kekuatan media yang menyerang pemikiran umat manusia di mana pun berada.

"FLP mengimbau masyarakat Indonesia untuk senantiasa bersiaga dan tidak lalai dalam kewajiban solidaritasnya dengan terus mengikuti perkembangan, menyebarkan informasi yang benar, menangkal opini sesat yang mengkhianati spirit konstitusi untuk melawan penjajahan dengan cakupan media dalam bentuk apapun," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Sentimen: negatif (100%)