Sentimen
Positif (79%)
12 Okt 2023 : 05.32
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19, pengangguran

Banyak Orang Sakit di Negeri Sakit

12 Okt 2023 : 05.32 Views 6

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Banyak Orang Sakit di Negeri Sakit

Gusti, kula nyuwun saras: sarasing sukma, resiking maras
(Gusti, kami mohon kesembuhan: sembuhnya sukma, bersihnya hati)

Gusti, kula nyuwun tamba: tambaning jiwa, segering raga
(Gusti, kami mohon obat: obatnya jiwa, segarnya raga)

Gusti, kula nyuwun seneng: senenging manah, tulaking sereng
(Gusti, kami mohon cerah ceria: gembiranya hati, penangkal dengki)

Gusti, kula nyuwun sabar: sabaring budi, nalar jembar
(Gusti, kami mohon kesabaran: sabarnya budi, luasnya wawasan)

LIRIK lagu “Panyuwunan” yang ditulis mendiang Rama I Kuntara Wiryamartana, SJ beberapa pekan belakangan ini, riuh digunakan sebagai latar belakang lagu yang menyertai postingan di media sosial.

Lagu tersebut hits saat pandemi Covid-19 masih berkecamuk. Liriknya begitu “mengena” dengan kepasrahan umat-Nya akan cobaan wabah yang demikian menakutkan.

Kalaupun lagu ini kembali popular, bisa jadi lirik lagu ini memang terasa sesuai dengan kondisi bangsa ini “yang sedang tidak baik-baik saja”.

Bayangkan saja, musim kemarau panjang yang masih terjadi di berbagai belahan Tanah Air akibat El Nino terasa sekali dampaknya. Kekeringan di mana-mana, sementara sumber air semakin sedikit.

Harga beras mulai melambung di pasaran dan pemerintah berencana mendatangkan beras impor dari Vietnam dan Thailand sebanyak 1,5 juta ton untuk antisipasi pengaman kebutuhan beras.

Seorang sahabat saya yang pernah menjadi jurnalis mengeluh kesulitan membayar iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sehingga dirinya sulit menggunakan fasilitas pengobatan di rumah sakit.

Bekas anak buah saya juga mengeluh, dirinya kesulitan mendapat pekerjaan setelah diputus kerja secara sepihak di tempat kerjanya terakhir. Menganggur selama dua bulan terakhir di rumah serasa seperti di penjara, ujarnya.

Padahal jika di penjara mendapat jaminan makan minum, sementara menjadi pengangguran, urusan makan adalah problem tersendiri. Sekali lagi, itu ucapnya.

Ketidak warasan yang terjadi di negeri ini memang tidak ada habisnya. Bayangkan sejak kecil kita sudah “dicekoki” negeri kaya raya. Tanam tongkat dan batu bisa jadi tanaman. Ikan dan udang datang dengan sendirinya.

Sekarang ini, di era yang katanya terjadi revolusi mental justru menteri pertanian yang seharusnya bertugas mengurusi pertanian malah “bercocok tanam” di kementerianya.

Untuk menjadi pejabat, harus setor kepada kaki tangan sang menteri. Untuk dapat proyek, juga dipalak sekian persen dari nilai proyek sebagai balas budi kewajaran.

Sentimen: positif (79.9%)