Sentimen
Negatif (88%)
7 Okt 2023 : 06.00
Informasi Tambahan

Grup Musik: iKON

Kab/Kota: Bogor

Toilet Sekolah Rp200 Juta di Bogor Lebih Mahal Dibanding Rumah Subsidi, DPRD Mau Sidak

7 Okt 2023 : 06.00 Views 2

Ayobogor.com Ayobogor.com Jenis Media: Regional

Toilet Sekolah Rp200 Juta di Bogor Lebih Mahal Dibanding Rumah Subsidi, DPRD Mau Sidak

AYOBOGOR.COM - Dua sekolah di Kota Bogor, yaitu SMPN 9 dan SMPN 17 mendapat kucuran dana dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor untuk membangun toilet sekolah.

Namun anggaran pembangunan dinilai fantastis, karena masing-masingnya mendapat anggaran dari APBD Kota Bogor sebesar Rp200 juta.

Hal tersebut pun menuai keheranan dari DPRD Kota Bogor. Pasalnya toilet sekolah Rp200 juta lebih mahal ketimbang harga rumah subsidi.

Keheranan itu bukan tanpa alasan, pasalnya Kota Bogor sendiri masih kekurangan sekolah dan ruang kelas untuk bisa menampung para pelajar.

Hal ini diutarakan oleh Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor, Zaenal Abidin di Bogor pada Kamis, 5 Oktober 2023.

"Kenapa justru dinas pendidikan membangun toilet seharga rumah subsidi? Bahkan lebih mahal," ujar Zaenal, dikutip dari Republika, Jumat, 6 Oktober 2023.

Meski penting, namun dia tidak menyangka anggaran pembangunannya bisa sebesar itu. Karena itu, pihaknya berencana melakukan sidak hingga memanggil disdik.

"Komisi III juga telah mendapat aduan dari masyarakat soal adanya proyek toilet bernilai fantastis," katanya.

Isi toilet Rp200 juta di SMPN 9 dan SMPN 17

Sebelumnya Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Disdik Kota Bogor Sultodi Mahbub menjelaskan bagaimana isi toilet tersebut.

Mulanya, pihak disdik menggunakan jasa arsitek untuk menentukan bagaimana konsep bangunan toilet.

Menyadur LPSE, harga konsultasi bangunan toilet di SMPN 9 menelan biaya Rp34,2 juta, sedangkan di SMPN 17 Rp33,9 juta.

Kedua bangunan toilet mengusung konsep arsitektur ikonik dan berintegrasi dengan penataan lingkungan.

Konsep arsitektur ikonik sendiri untuk menghilangkan anggapan bahwa toilet merupakan tempat yang kumuh atau kotor.

Sementara integratis dengan penataan lingkungan sejalan dengan status Kota Bogor. "Ramah lingkungan," kata Sultodi, Kamis.

Material bangunan yang dinilai ramah lingkungan itu seperti tank biofil yang dapat mengurai limbah tinda menjadi limbah cair dengan disertai disinfeksi.

Karena itu, cairan yang terserap ke dalam tanah ataupun dibuang ke drainase menjadi lebih aman.

Hal lain seperti toilet pada umumnya, misalnya aliran kelistrikan, kloset, wastafel.

Di SMPN 9 sendiri, kloset yang dibangun terdiri dari kloset duduk dan kloset jongkok. Di toilet perempuan, ditambah fasilitas seperti cermin dan bisa dimanfaatkan sebagai ruang ganti.

"Wastafel sebagai standar protokol kesehatan,” ujar Sultodi. Sementara di toilet pria, dibangun urinoir. Fasilitas itu diharap bisa mengubah kebiasaan buruk pelajar laki-laki.

“Melihat juga dan evaluasi di beberapa sekolah, biasanya laki-laki kalau buang air kecil nggak dibanjur," katanya.

Sedangkan di SMPN 17, toilet yang dibangun hanya untuk perempuan. Namun toilet itu dibangun di lahan bagian atas sehingga ikonik.

“Ini nanti jadi ikon. Di sekitar ini akan dibuat taman-taman. Tapi yang di SMPN 17 klosetnya jongkok semua,” ucapnya.

Sentimen: negatif (88.3%)