PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung soal kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Jokowi mengungkapkan bahwa saat menghadiri KTT G20 di India, ia menjumpai enam negara yang khawatir dengan keberadaan AI.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam acara Rapat Kerja Nasional Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di Jakarta pada hari ini, Selasa, 3 Oktober 2023.

“Dunia sekarang ini perubahannya sangat cepat sekali, saya terakhir, di G20 di India, ada enam negara menyampaikan khawatir sekali dengan yang namanya AI..artificial intelligence, sekarang udah muncul lagi generative artificial intelligence,” katanya, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 3 Oktober 2023.

Orang nomor satu di Indonesia itu pun mengaitkan rasa khawatir akan perkembangan teknologi itu dengan regulasi. Ia pun mencontohkan soal keberadaan e-commerce.

Baca Juga: Jokowi Bahas Ekosistem Kerja ASN: Ada Sebuah Sistem yang Tak Benar, Mestinya Birokrasi Urusan Penting

“Apa yang ditakutkan? Teknologinya ini sudah melesat maju, regulasinya belum siap, belum ada, sudah kemana-mana. Mestinya teknologi muncul, regulasinya disiapkan oleh birokrasi kita, setiap muncul..siapkan,” ujarnya.

“E-commerce ini hati-hati, bisa sangat baik kalau regulasinya mendukung, bisa menjadi sangat tidak baik kalau regulasinya tidak memberikan backup,” ucapnya melanjutkan.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi pun menyinggung adanya tugas besar birokrasi dan para aparatur sipil negara (ASN) terkait hal tersebut.

“Itu mestinya tugas-tugas besar birokrasi kita, ASN kita, harus diubah orientasinya, tapi memang dimulai dari pusatnya dulu, sistemnya, peraturannya, regulasinya memang agar orientasinya  berubah. Karena kalau tidak, kita akan terjebak nantinya pada jebakan negara berpendapatan menengah, seperti yang kejadian itu di Amerika Latin,” tuturnya.

Baca Juga: Jokowi Sebut Anggaran yang Diecer ke Dinas-dinas Hanya Jadi Beban: Saya Ngerti Betul di Lapangan

Pesan Jokowi ke ASN

Jokowi berpesan agar para ASN tidak alergi dengan digitalisasi dan perkembangan teknologi. Hal itu bisa dilakukan demi membantu Indonesia agar cepat mengejar peluang menjadi negara maju.

"ASN jangan alergi terhadap teknologi dan digitalisasi,  ini sangat penting," katanya.

Menurut Jokowi, Indonesia membutuhkan kelincahan untuk mengejar perubahan. Mengingat, perubahan yang terjadi saat ini begitu cepat.

"Butuh kelincahan kita itu, karena perubahannya, berubah-ubah akan sangat cepat sekali, dan juga tidak bisa kita cegah lagi. Mengejarnya harus lewat teknologi dan digitalisasi. Karakter itu yang menurut saya harus terus disampaikan kepada seluruh anggota Korpri," ujarnya.***