Sentimen
Negatif (99%)
2 Okt 2023 : 02.47
Informasi Tambahan

Club Olahraga: Arema FC

Kab/Kota: Malang

Setahun Tragedi Kanjuruhan, Koordinator TGA Beber Kejanggalan Renovasi Stadion: Ada Keinginan Menghilangkan Barang Bukti

2 Okt 2023 : 02.47 Views 8

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Setahun Tragedi Kanjuruhan, Koordinator TGA Beber Kejanggalan Renovasi Stadion: Ada Keinginan Menghilangkan Barang Bukti

FAJAR.CO.ID -- Tragedi memilukan yang merenggut 135 nyawa pada 1 Oktober tepat tahun lalu masih membekas dalam ingatan masyarakat Indonesia. Peristiwa itu tepatnya terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, 1 Oktober 2022.

Sisa-sisa tragedi Kanjuruhan hampir tidak tampak lagi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Jumat sore (29/9/2023). Sudah tidak ada jejeran karangan bunga bertuliskan dukacita. Di gate 13, tempat banyak nyawa berjatuhan, tumpukan bunga dan orang-orang yang mengirimkan doa juga sudah tidak terlihat.

Yang tampak di mana-mana adalah para pekerja proyek pengerjaan renovasi stadion tempat tersebut. Mereka mulai melakukan pembongkaran di tribun stadion. Seng besi pun menutup seluruh bagian depan bekas kandang Arema FC itu.

Hanya gate 13 yang tampaknya sengaja tidak ditutupi seng besi bergambar dua kontraktor yang mengemban tugas melakukan renovasi, yakni Waspita dan Abipraya. Gate 13 yang dulu penuh dengan tumpukan bunga pun hanya menyisakan banner bergambar 135 korban meninggal. Banner besar menutup pintu gate 13.

Bahkan, jelang setahun tragedi Kanjuruhan, tidak ada persiapan yang terlihat seperti halnya ketika peringatan 7 hari, 30 hari, atau 100 hari tragedi. Tidak ada banner maupun tulisan-tulisan pemberitahuan terkait bakal adanya doa bersama pada Minggu (1/10).

Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA) Dyan Berdinandri menerangkan, dengan tegas pihaknya menolak renovasi Stadion Kanjuruhan. Ada dua alasan utama kenapa TGA secara tegas menolak hal itu. "Yang pertama karena Kanjuruhan belum dijadikan tempat olah TKP, sedangkan sidang sudah keluar vonis," tegasnya.

Hal itu membuat TGA merasa ada yang janggal dengan renovasi. Ada unsur kesengajaan. "Ada keinginan menghilangkan barang bukti," lanjutnya.

Yang kedua, Dyan menuturkan, sebagian besar Aremania tidak akan mau berjingkrak ataupun menonton pertandingan di stadion berkapasitas 38 ribu tempat duduk itu. Menurut dia, Stadion Kanjuruhan sudah bak kuburan massal dan penuh kenangan yang menyayat hati Aremania. "Itu jadi kesepakatan kami. Kami tidak akan pernah mau menonton di sana walau Arema FC bermain di sana," ucapnya.

Bagi Cholifatul Noor, salah seorang keluarga korban, merenovasi Stadion Kanjuruhan adalah cara untuk melukai hati keluarga korban lebih dalam lagi. "Di sana anak saya hilang nyawanya. Di sana juga banyak barang bukti untuk bisa menyelesaikan kasus tragedi Kanjuruhan. Tentu kami menolak tegas," bebernya.

Bagi Cholifatul, menjadikan Stadion Kanjuruhan lebih megah atau apa pun tidak akan membuat mereka lupa. Keluarga korban akan terus berjuang sampai keadilan ditegakkan. "Dulu kami dijanjikan tidak akan ada renovasi, faktanya berbeda. Kami akan terus menolak renovasi stadion," ungkapnya. (jawapos/fajar)

Sentimen: negatif (99.6%)