Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Kemayoran
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Di Hadapan Jokowi, Megawati Ingatkan Cerita soal Marhaen
Merahputih.com
Jenis Media: News
MerahPutih.com - Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan (PDIP) yang diadakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/8), tak hanya diramaikan oleh para kader partai berlambang banteng, tapi juga ribuan petani dan nelayan.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan alasan ribuan nelayan dan petani itu hadir di Rakernas. Itu disampaikannya dalam pidato politik saat membuka perhelatan akbar PDIP tersebut.
Baca Juga
Momen Kebersamaan Megawati dan Jokowi di Rakernas PDIP Jawab Berbagai Spekulasi
“Sengaja kami hadirkan perwakilan para petani dan juga nelayan budidaya laut se-Indonesia. Sebab, Rakernas ini menjadi bagian dari kontemplasi ideologis bahwa seluruh dialektika mengapa Indonesia merdeka dan untuk apa Indonesia harus merdeka berangkat dari falsafah tentang sosok petani yang bernama Pak Marhaen,” kata Megawati mengawali ceritanya.
Presiden Kelima RI itu mengungkapkan, banyak orang yang mengkonotasikan Marhaenism dengan arti yang berbeda. Padahal itu jelas tak sesuai sejarahnya.
“Marhaen itu adalah seorang petani yang ditemui oleh Bung Karno kala dia berjuang di Jawa Barat, terutama di kota Bandung,” tutur Megawati.
Dia pun bercerita bagaimana ayahnya Soekarno atau Bung Karno bercakap dengan Marhaen, dimana dari aktivitas bertani hingga bisa menghasilkan beras dan menjualnya.
“Lalu beliau (Soekarno) bertanya. ‘Apakah dalam kecukupan Bapak, bapak cukup,’ . Iya, tetapi saya tidak bisa memberikan tambahan bagi orang lain,” cerita Megawati.
Baca Juga
Buka Rakernas IV PDIP, Megawati Sebut PDIP Teguh Perjuangkan Konsepsi Kedaulatan Pangan
“Lalu beliau (Soekarno) bertanya. ‘Apakah dalam kecukupan Bapak, bapak cukup,’ . Iya, tetapi saya tidak bisa memberikan tambahan bagi orang lain,” cerita Megawati.
Megawati melanjutkan cerita tentang filosofi Marhaenisme bukan sekadar omong kosong. Makam Pak Marhaen, kata dia, ada di kampung Cipagolo, Bandung, Jawa Barat.
"Jadi maksud dari Bung Karno mengenalkan Marhaenisme oleh sebab pertanyaannya kepada seorang Bapak Marhaen. Soekarno menginginkan sebenarnya seluruh rakyat Indonesia, petani, nelayan itu menjadi sebuah sokoguru, soko itu kan tiang, guru ya guru. Jadi soko ini memberikan pelajaran bagi kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelas dia.
Menurut Megawati, Pak Marhaen adalah representasi wong cilik bersama petani, nelayan, serta mereka yang hidup dalam kemiskinan yang menjadi dasar dan tujuan dari perjuangan PDIP.
“Kita harus menjabarkan falsafah pembebasan ini ke dalam konsepsi demokrasi ekonomi, sebab ada kecenderungan pangan hanya dilihat sebagai sistem produksi yang sepertinya sudah berjalan sendiri tanpa panduan,” pungkasnya. (Pon)
Baca Juga
Pemanfaatan Teknologi demi Mencapai Kedaulatan Pangan
Sentimen: positif (84.2%)