Sentimen
Positif (98%)
24 Sep 2023 : 20.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Cimahi

Kasus: pengangguran

Penyebab Pengangguran di NTB, Sarjana Gengsi Bekerja Tak Sesuai Gelar

24 Sep 2023 : 20.20 Views 6

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Penyebab Pengangguran di NTB, Sarjana Gengsi Bekerja Tak Sesuai Gelar

PIKIRAN RAKYAT - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkap angka pengangguran didominasi lulusan sarjana perguruan tinggi.

Hal itu merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2022, jumlah angkatan kerja di NTB mencapai 2,80 juta orang dengan 2,72 juta orang yang bekerja. Sementara pengangguran mencapai 2,89 persen, atau 80.000 orang.

"Rata-rata kenaikan jumlah angkatan kerja baru per tahun 60.000 jiwa. Sementara pertambahan kesempatan kerja tidak seimbang," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, I Gede Putu Aryadi dalam keterangan tertulis, dikutip pada Minggu, 24 September 2023.

Baca Juga: Teknologi, Buat si Kaya Makin Kaya tapi Mendorong Manusia Lain Jadi Pengangguran

Dari angka 80.000 itu, sebagian besar adalah mereka yang lulus dari perguruan tinggi.

"Penyebabnya adalah karena yang berpendidikan tinggi cenderung gengsi jika bekerja tidak sesuai dengan gelarnya," tutur dia.

Merujuk data Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan Online, tercatat ada 12.000 perusahaan di NTB dan 9.000 di antaranya merupakan perusahaan mikro. Perusahaan menengah hanya mencapai 726 perusahaan, dan perusahaan besar 500. Sementara sisanya tidak teridentifikasi.

"Artinya kesempatan kerja di NTB mayoritas adalah pekerja informal, pekerja rentan, dengan presentase 75,36 persen yaitu 2,05 juta orang dan hanya 600 ribuan orang yang bekerja di sektor formal," ujarnya.

Baca Juga: Meski Kemiskinan Masih Jadi Masalah Kota Bandung, Jumlah Pengangguran Terbuka Menurun Pascapandemi

Terobsesi Jadi PNS dan Karyawan

Pada umumnya, sebagian besar para pencari kerja terutama angkatan baru ingin menjadi PNS atau karyawan di perusahaan. Mereka belum terpikir untuk menciptakan kesempatan kerja mandiri maupun membuka peluang usaha.

"Padahal untuk jadi hebat, tidak harus jadi PNS, jadi tenaga kerja mandiri (TKM) sukses malah jauh lebih hebat. Untuk meraih kesuksesan dibutuhkan proses," ucap Aryadi.

TKM menjadi salah satu strategi pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Kendati profesi wirausahawan masih sepi peminat, tapi berkaca dari geliat ekonomi setelah pandemi yang membaik membawa dampak positif pada peningkatan jumlah TKM di NTB.

Baca Juga: Tekan Angka Pengangguran, Pemkot Cimahi Gelar Pelatihan Keterampilan hingga Bahasa

Dia pun mengingatkan agar usaha yang dikembangkan harus sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Namun tak menutup mata pula dengan kebutuhan pasar.

"Jangan membangun usaha yang tidak sesuai dengan keahlian karena akan menghasilkan produk yang tidak berkualitas. Jangan membangun usaha yang tidak sesuai kebutuhan pasar karena akan sulit dipasarkan," ujarnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB pun telah meluncurkan program PePADU Plus sejak 2021. Dalam program itu, peserta diberi pelatihan dan praktek di dunia industri. Jika tidak terserap, maka akan diberi bimbingan manajemen usaha dan bantuan peralatan untuk menjadi wirausaha.

Menurut Aryadi, pelatihan dan bantuan alat usaha dirasa lebih bermanfaat daripada hanya melatih atau hanya memberi modal saja.

"Kalau hanya dikasih modal tanpa pelatihan keterampilan dan manajemen usaha, besar kemungkinan nati usahanya tidak balik modal."

"Sementara kalau hanya diberi pelatihan tanpa terintegrasi dengan kebutuhan pasar kerja, maka akan menambah lebih banyak pengangguran," tuturnya.***

Sentimen: positif (98.5%)