Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Babi
Kab/Kota: Cimahi
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Muncul Penyakit Baru Mirip Covid-19 di India, Tingkat Kematian Capai 70 Persen
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Muncul satu lagi penyakit baru yang disebut mirip Covid-19. Penyakit ini muncul dari India dan diberi nama virus Nipah.
Virus Nipah kini sedang meneror India, khususnya di daerah Kerala bagian selatan. virus diketahui sudah menewaskan dua orang.
Virus Nipah ditemukan sejak tahun 1990-an. Korban kemarin menandakan penemuan wabah keempat sejak penyakit ini ditemukan.
Nipah memiliki kesamaan kasus dengan Covid-19. Salah satunya disebabkan oleh bentuk penularannya dan angka tingkat kematiannya yang cukup tinggi.
Baca Juga: Score 808 Live Streaming Indonesia vs Kirgistan Selasa 19 September 2023 Ilegal, Tonton Langsung di RCTI
Mengutip dari The Guardian pada Selasa, 19 September 2023, Nipah diklaim sebagai virus langka yang ditularkan oleh kelelawar. Ini memiliki kesamaan dengan Covid-19 yang disebabkan hewan tersebut.
Seseorang yang terkena virus nipah bisa mengalami gejala seperti demam, muntah, dan infeksi saluran pernapasan pada manusia. Kasus yang parah dapat menyebabkan kejang dan ensefalitis – peradangan otak – dan mengakibatkan koma.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memberikan data mengenai penyakit ini. Disebutkan Nipah memiliki angka kematian tinggi yakni mencapai 40-75 persen.
Lebih menyeramkan lagi, penyakit ini belum ditemukan vaksinnya. Belum ditemukan juga pengobatan yang bisa dilakukan oleh si pasien.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Susu Rendah Lemak, Cocok untuk Diet dan Turunkan Berat Badan
Penyebaran
Virus Nipah mirip dengan Covid-19 bisa menyebar secara langsung melalui kontak dengan cairan tubuh kelelawar atau babi yang sudah terinfeksi.
Ahli Molekuler di Universitas Sunshine Coast, Joanne Macdonald menjelaskan jika penularan dari penyakit ini bisa disebabkan berbagai hal.
"Ini dibawa oleh kelelawar buah yang hinggap di puncak pohon. Mereka bisa buang air kecil dan mencemari buah. Dan ketika orang memakannya, mereka tertular virus dan kemudian jatuh sakit," kata dia.
Baca Juga: Ridwan Kamil Tereliminasi Jadi Pendamping Ganjar Pranowo, Hasto: PDIP Hormati Keputusan Golkar
Joanne menyatakan jika memang penyakit ini belum ada obatnya.
"Setelah Anda mendapatkannya (satu-satunya pengobatan adalah) istirahat, hidrasi, dan pengobatan gejala," tuturnya.
Nipah masuk dalam salah satu jenis Henipavirus yang berkerabat dengan virus Hendra. Hendra merupakan virus yang ditemukan di Australia dan menyebabkan kematian pada manusia dan kuda.
Wabah Nipah pertama pada tahun 1998 menginfeksi hampir 300 orang di Malaysia, menewaskan lebih dari 100 orang, dan mendorong pemusnahan satu juta babi dalam upaya membendung virus tersebut.
Baca Juga: Jokowi Bela Prabowo Subianto Soal Isu Tampar Wakil Menteri
Penyakit ini juga menyebar ke Singapura, dengan 11 kasus dan satu kematian terjadi di antara pekerja rumah potong hewan yang melakukan kontak dengan babi yang diimpor dari Malaysia.
Sejak itu, penyakit ini pernah tercatat di Bangladesh dan India, dan kedua negara tersebut melaporkan wabah pertama mereka pada tahun 2001. Bangladesh telah menanggung beban terberat dalam beberapa tahun terakhir, dengan lebih dari 100 orang meninggal karena Nipah sejak tahun 2001.
Lebih dari 600 kasus infeksi virus Nipah pada manusia dilaporkan antara tahun 1998 hingga 2015, menurut data WHO.
Baca Juga: Pantau Tumpukan Sampah di Cimahi, Pj Gubernur Jabar Minta Cari Cara Tangani Sampah
Dua wabah awal di India menewaskan lebih dari 50 orang sebelum akhirnya dapat dikendalikan.
Negara bagian Kerala di bagian selatan telah mencatat dua kematian akibat Nipah dan empat kasus terkonfirmasi lainnya sejak bulan lalu.
Ini menandai wabah Nipah keempat yang tercatat di Kerala dalam lima tahun, setelah kejadian lain pada tahun 2018, 2019, dan 2021.***
Sentimen: negatif (100%)