Sentimen
Negatif (99%)
20 Sep 2023 : 11.02
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tanah Abang

Pasar Tanah Abang Jakarta Kini Sepi, Jasa Kuli Panggul Hanya Dapat Rp50.000 per Hari

20 Sep 2023 : 11.02 Views 9

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Pasar Tanah Abang Jakarta Kini Sepi, Jasa Kuli Panggul Hanya Dapat Rp50.000 per Hari

PIKIRAN RAKYAT - Penurunan jumlah pengunjung di Pasar Tanah Abang, Jakarta, mulai dirasakan oleh kelompok yang menggantungkan hidupnya di pasar tersebut. Pusat grosir terbesar di Asia Tenggara itu mulai sepi ditinggalkan pembeli.

Kelompok yang terdampak akibat sepinya pengunjung di Pasar Tanah Abang, salah satunya para kuli panggul yang memberikan jasa membawa barang belanjaan pembeli. Rendra (42) mencari pundi-pundi rupiah dengan menawarkan bantuan kepada pengunjung dengan membawakan barang belanjaan.

Ia mengaku penghasilannya ikut mengalami penurunan seiring pasar yang kini sepi pengunjung. Saat pasar masih ramai, ia mengaku mendapat sebanyak 10 hingga 12 permintaan membawakan barangan belanjaan sehari. Dari situ, pendapatannya berkisar Rp150.000-Rp200.000.

"Pas sepi paling Rp50.000, hari ini baru Rp30.000," kata Rendra di Pasar Tanah Abang Jakarta.

Baca Juga: Isu Prabowo Subianto Cekik Wamentan, Jokowi: Pak Prabowo Sekarang Sabar Kok

Ia berharap Pasar Tanah Abang kembali ramai didatangi pengunjung. "Biar lebih baik lagi saja, bisa toko ramai lagi, yang kerja kuli buat bisa mensejahterakan keluarga," tuturnya.

Asphari (36) yang juga menggantungkan hidup sebagai kuli panggul di Pasar Tanah Abang. Ia mengaku penghasilannya lumayan, berkisar antara Rp100.000 per hari saat menjelang Idul Fitri.

"Penghasilan enggak tentu. Kalau lagi sepi, kadang dapat kadang enggak. Sekarang dapat buat makan aja alhamdulillah," ucapnya.

Baca Juga: Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Pedagang Rencana Siasati Jualan Live Shopping

Perubahan konsumen

Menurut Pj. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, turunnya jumlah pengunjung di pasar konvensional tak lepas dari perubahan cara belanja konsumen. Masyarakat memilih belanja lewat daring alias online.

"Yang pertama itu mungkin adalah bagian dari perubahan konsumen untuk membeli sesuatu kan. Di sini sudah ada 'online' dan lain-lain, dan kita semua juga harus mencermati itu," ucap Heru dikutip dari Antara.

Menurutnya tren pembelian secara daring bukan cuma terjadi di Indonesia namun juga di luar negeri. "Tidak hanya di sini aja kok. Di tempat lain, di luar negeri juga ada perubahan warga, konsumen membeli dengan konsep online," ucapnya.***

Sentimen: negatif (99.5%)