Sentimen
Negatif (97%)
5 Sep 2023 : 12.12
Informasi Tambahan

BUMN: TransJakarta

Institusi: Universitas Diponegoro

Kab/Kota: Tangerang, Semarang, Bogor, Jabodetabek, Bekasi, Depok, Solo

Kasus: Kemacetan

Tokoh Terkait

Walhi: Seharusnya Pemerintah Fokus pada Solusi Pengurangan Sumber Polusi, Bukan Fokus Atasi Masalah

5 Sep 2023 : 12.12 Views 11

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Walhi: Seharusnya Pemerintah Fokus pada Solusi Pengurangan Sumber Polusi, Bukan Fokus Atasi Masalah

PIKIRAN RAKYAT - Polusi udara di Jakarta mendapat perhatian pelbagai pihak, salah satunya dari Pegiat Kampanye Polusi dan Perkotaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Abdul Ghofar buka suara. Dia menilai, penggunaan water mist generator untuk membuat kabut air tidak efektif untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta.

Dia mengungkapkan, berdasarkan pendapat pakar, metode kabut air justru akan menimbulkan persoalan lain, seperti terhalangnya polutan naik ke udara.

"Seharusnya pemerintah berfokus pada solusi pengurangan dari sumber polusi, bukan berfokus mengatasi masalah yang sudah ada dengan cara kurang efektif," tutur dia di Jakarta, Senin, 4 September 2023.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga meminta agar inisiatif penggunaan kabut air dikaji ulang. Aktivis Walhi itu menyarankan, untuk menekan polusi udara, pemerintah bisa mengajak pihak swasta membangun bangunan ramah lingkungan.

Konsep ramah lingkungan tersebut, semisal melalui efisiensi energi, penerapan bekerja dari rumah, hingga pembatasan penggunaan kendaraan pribadi untuk karyawan.

Usaha bersama

Pada akhir Agustus 2023, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan solusi untuk mengatasi polusi udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

"Ya ini dibutuhkan usaha bersama. Semua harus melakukan, (termasuk melakukan) perpindahan dari (sarana) transportasi pribadi ke (sarana) transportasi publik dan massal," katanya, 30 Agustus 2023.

Eks Wali Kota Solo itu berujar, butuh bekerja dengan total, bersama-sama untuk mengatasi polusi udara. Menurut dia, untuk mengatasi polusi udara, butuh waktu dan tak bisa instan.

"Banyak yang akan kita kerjakan untuk menyelesaikan (masalah) ini," tuturnya, "tetapi memang bertahap ya (prosesnya)."

Analisis pakar

Guru Besar Ilmu Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro Semarang Prof. Sudharto P Hadi menyampaikan analisisnya. Dia menilai, penggunaan moda transportasi umum mampu mengurangi tingkat polusi udara.

Sudharto berujar, tingginya jumlah kendaraan pribadi turut menyumbang peningkatan polusi udara di Jakarta yang terjadi belakangan ini.

"Tingginya angka penggunaan kendaraan pribadi mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan polusi udara," ujar dia, "emisi gas buang dari mesin berbahan bakar minyak itu berdampak langsung kepada polusi udara."

Dia mengungkapkan, saat ini sektor transportasi masih tercatat menempati urutan tertinggi sebagai penyumbang polutan di Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membeberkan, sumber pencemaran emisi atau penyebab penurunan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya berasal dari kendaraan dengan kontribusi mencapai 44 persen.

Kata Sudharto, masyarakat Jakarta terutama pengguna kendaraan pribadi sebaiknya beralih ke transportasi umum. "Mulai KRL, LRT, dan TransJakarta yang saat ini sudah aman, murah, dan tepercaya. Masyarakat tidak perlu gengsi menggunakan transportasi umum."

Masyarakat, tuturnya, mesti segera didorong agar segera sadar kesehatan bersama. Dengan menggunakan transportasi umum, emisi kendaraan pribadi berkurang dan bakal berdampak terhadap kualitas udara di Jakarta.

"Mungkin ini solusi yang terkesan reaktif. Tapi bisa cepat dijalankan menyusul sudah akutnya polusi udara di Jakarta," tuturnya seperti dilaporkan Antara.***

Sentimen: negatif (97%)