Sentimen
Positif (100%)
13 Agu 2023 : 14.28
Informasi Tambahan

Event: Ramadhan

Grup Musik: APRIL

Pengamat Nilai Bergabungnya Golkar dan PAN ke KKIR Jadi Penanda Bubarnya KIB

13 Agu 2023 : 14.28 Views 14

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Pengamat Nilai Bergabungnya Golkar dan PAN ke KKIR Jadi Penanda Bubarnya KIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro menilai bahwa resmi bergabungnya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menandakan telah bubarnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Sebelumnya, KIB dihuni oleh Partai Golkar, PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Tetapi, PPP telah membangun kerja sama politik dengan PDI-P untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.

Kemudian, Agung juga menilai, koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 semakin mengerucut menjadi tiga. Yakni Koalisi PDI-P, KKIR, dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

"Dengan masuknya Golkar-PAN ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) memastikan bahwa KIB bubar," kata Agung dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/8/2023).

Baca juga: Tak Deklarasikan Cak Imin, Siapa Bakal Cawapres Prabowo di Pilpres 2024?

Agung berpendapat bahwa bergabungnya Golkar dan PAN sesungguhnya bisa dimaknai kelanjutan pertemuan sejumlah partai politik pengusung Joko Widodo (Jokowi) pada Bulan Ramadhan April lalu.

Kala itu, partai politik itu berkumpul di kantor DPP PAN. Lalu, ada narasi mendukung Prabowo Subianto dengan ingin mewacanakan pembentukan "Koalisi Besar".

"Sebuah narasi kolektif untuk melanjutkan koalisi pemerintah hari ini baik demi memastikan warisan kebijakan yang sudah terlaksana (legacy) maupun mengusung paket capres-cawapres (calon wakil presiden) yang berkenan membawa misi keberlanjutan tersebut," ujarnya.

Di sisi lain, Agung melihat manuver Golkar dan PAN bergabung ke koalisi mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal (capres) tidak mengagetkan.

Pasalnya, ia melihat kedua ketua umum partai tersebut, yakni Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PAN Zulkifli Hasan juga bertugas sebagai Menteri Kabinet Jokowi.

Baca juga: Dukung Prabowo Lagi di Pilpres 2024, PAN Singgung Kesetiaan 10 Tahun

Oleh karena itu, menurut Agung, relasi intim yang terbangun antara Jokowi dan para menterinya bukan lagi sebatas soal kinerja.

"Tapi bagaimana hal-hal strategis lain juga turut dibahas termasuk soal Pilpres (pemilihan presiden). Di titik inilah, susah untuk tidak mengaitkan bergabungnya Golkar-PAN tanpa hadirnya dukungan (political endorsment) Istana," kata Agung.

"Apalagi, kini publik mendapati pula bahwa Presiden Jokowi memberikan political endorsment tak tunggal ke Ganjar, tapi juga ke Prabowo. Sehingga, cerita Golkar dan PAN hadir di KKIR menjadi kelanjutan kisah kasih politik yang tertunda," ujarnya lagi.

Di luar itu, Agung mengatakan, dinamika internal dan eksternal koalisi di masing-masing poros akan semakin mengkristal.

Meskipun, menurutnya perihal bakal cawapres bisa kembali membuat semuanya bergerak dinamis.

"Karena pemilihan cawapres menjadi ajang terakhir bagi semua partai di luar Gerindra dan PDI-P yang telah memastikan mengirimkan kader terbaiknya, yakni Prabowo dan Ganjar," katanya.

Baca juga: Prabowo Ungkit Perindo Awalnya Sudah Dukung Dirinya Nyapres, tapi Berubah Haluan ke Ganjar

Di titik inilah, Agung mengungkapkan, peran krusial para King dan Queen Maker di masing-masing koalisi dinantikan demi memastikan poros yang terbentuk bisa dipertahankan di tengah perdebatan capres-cawapres yang meruncing.

Sebagai informasi, Golkar dan PAN resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra dan PKB untuk Pilpres 2024.

Tak hanya berkoalisi, keempatnya juga menyatakan dukungan pencapresan terhadap Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dalam acara pernyataan dukungan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu (13/8/2023).

Koalisi ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama politik oleh empat ketua umum partai politik masing-masing, yakni Muhaimin Iskandar dari PKB, Zulkifli Hasan dari PAN, dan Airlangga Hartarto dari Golkar, serta Prabowo mewakili Gerindra.

Dalam kerja sama politik ini, Prabowo memastikan bahwa masing-masing partai politik akan diberikan porsi yang sama untuk membahas nama bakal cawapres.

Baca juga: Alasan Golkar Capreskan Prabowo, Sosok Tepat Nahkodai Indonesia Jadi Negara Maju

-. - "-", -. -

Sentimen: positif (100%)