Sentimen
Netral (66%)
8 Agu 2023 : 21.26
Informasi Tambahan

Event: KTT ASEAN

Kab/Kota: bandung, Semarang, Surabaya, Slipi, Palembang

Tokoh Terkait
Agus Dwi Susanto

Agus Dwi Susanto

Buruknya Kualitas Udara Jakarta Berdampak ke Kesehatan Paru-Paru hingga Intelektual Anak

8 Agu 2023 : 21.26 Views 12

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

Buruknya Kualitas Udara Jakarta Berdampak ke Kesehatan Paru-Paru hingga Intelektual Anak

MerahPutih.com - Kualitas udara di Jakarta belakangan tengah disorot. Bahkan, sering dikaitkan berpotensi menjadi ancaman terhadap kesehatan.

Menanggapi hal itu, Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Agus Dwi Susanto mengatakan, polusi udara di seluruh Indonesia masuk ke dalam kategori berbahaya dan tidak sehat.

Menurut Agus, Jakarta menduduki kota dengan kualitas udara terburuk dibandingkan kota-kota besar lain di Indonesia seperti Surabaya, Bandung, Semarang, Palembang, dan Makassar. Angka tersebut tujuh kali lebih tinggi dibandingkan standar yang ditetapkan WHO.

Baca Juga:

Polusi Udara, Anggota DPRD Minta Pj Heru Tambah Anggaran Jalur Sepeda

"Sebagian besar kalau dilihat rata-rata selama 1 tahun itu di atas merah sampai ungu biasanya. Jakarta ini paling jelek 39,2 rata-rata konsentrasinya itu di atas 7 kali guideline dari WHO," paparnya kepada awak media di Jakarta, Selasa (8/8).

Buruknya kualitas udara di Indonesia tentu berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.

Tidak hanya paru-paru, nyatanya polusi udara juga bisa berdampak pada organ lain seperti jantung serta perkembangan kognitif anak.

"Diperkirakan sebanyak 2 miliar anak di dunia terdampak polusi udara yang berat yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan termasuk gangguan kognitif," katanya.

Ia menjelaskan, selain masalah pernapasan, polusi udara ini berdampak pada kesehatan lainnya. Berdasarkan berbagai penelitian, polusi udara ternyata juga mengintai para anak.

"Berbagai riset menunjukkan peningkatan polutan ini berkaitan dengan tingkat intelegensi dan intelektual yang lebih rendah pada anak-anak usia di bawah 2 tahun prasekolah maupun usia sekolah," ucapnya.

Secara keilmuan disebutkan bahwa polusi udara masuk melalui jalur olfaktorius atau jalur lainnya yang menembus hingga ke otak.

Hal ini menyebabkan peradangan hingga terjadinya kelainan neurologis yang berdampak pada kognitif anak-anak dalam proses pertumbuhan.

Lalu, paparan polusi udara bahkan sudah berdampak dari awal masa kandungan.

Baca Juga:

Jalan Istana Negara hingga Slipi Diperbaiki untuk KTT ASEAN Jakarta 2023

Dia kembali merangkum dari beberapa studi lain dan menemukan bahwa dampak lain polusi udara terhadap perkembangan fungsi anak-anak ini juga berpengaruh pada proses persepsi dan sensori informasi yang lebih lambat.

Selain itu, polusi udara juga berdampak pada fungsi memori, atensi dan koordinasi motorik yang lebih rendah.

Hal ini juga menyebabkan regulasi diri dan emosi menjadi lebih rendah dan meningkatkan kemungkinan diagnosis kondisi psikiatri seperti ADHD dan lainnya lebih tinggi pada anak.

Agus mengatakan, penggunaan masker juga cukup efektif untuk menghindar dari paparan polusi udara.

"Masker sangat berperan dalam menghindari paparan. Masker umumnya yang terbaik adalah N95, bisa juga masker bedah cukup bagus untuk fungsi paru," pungkasnya. (Knu)

Baca Juga:

Pemprov DKI Berlakukan WFH saat KTT ASEAN 2023 Jakarta

Sentimen: netral (66.7%)