Sentimen
Negatif (100%)
2 Agu 2023 : 21.44
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bogor, Gunung

Kasus: pembunuhan, penembakan

Tokoh Terkait

Wakapolri Ungkap Alasan Polri Mulanya Bilang Bripda IDF Sakit Keras ke Keluarga

2 Agu 2023 : 21.44 Views 11

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Wakapolri Ungkap Alasan Polri Mulanya Bilang Bripda IDF Sakit Keras ke Keluarga

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Kepolisian RI Komjen Agus Andrianto mengungkap alasan pihak kepolisian awalnya mengabari keluarga Bripda Ignatius bahwa putra mereka sakit keras, bukan meninggal dunia.

Agus menyatakan, hal itu dilakukan agar keluarga tidak syok.

"Kalau misalnya langsung dikasih informasi bahwa putranya meningggal, pasti kan juga akan menimbulkan pertanyaan, karena informasinya sakit, ya tentunya dengan harapan jangan sampai syok lah," kata Agus di Kediaman Resmi Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Baca juga: Pengacara Ungkap Komunikasi Terakhir Bripda IDF dengan Seniornya Sebelum Tewas

Seorang anggota polisi, Bripda Ignatius Dwi Frisco atau Bripda IDF, asal Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar) tewas diduga ditembak rekannya sesama polisi.

Menurut Agus, orangtua manapun akan syok jika mendengar putranya meninggal dunia.

Agus pun menilai, langkah yang diambil polisi itu bukan berarti untuk menutup-nutupi kasus kematian Ignatius.

"Semua dibuka, artinya keluarga korban bisa melihat jenazah yang bersangkutan, tidak ditutup, dan bebas terbuka," kata dia.

Penembakan Bripda Ignatius Dwi Frisco diduga dilakukan di kawasan Rumah Susun (Rusun) Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB.

Baca juga: Keluarga Anggap Janggal Kematian Bripda IDF, Kompolnas: Tersangka Mengaku Tak Ada Rencana Pembunuhan

Dalam kasus tersebut, Polri telah memetapkan dua polisi, yakni Bripda IMS dan Bripka IG sebagai tersangka.

Orangtua korban, Y Pandi mengatakan, awal mula dia tahu kejadian tersebut ketika mendapat telepon dari Mabes Polri, pada Minggu (23/7/2023) pukul 11.30 WIB, yang mengatakan korban sakit keras.

“Awalnya, saya mendapatkan telepon dari Mabes Polri, mereka bilang anak saya sakit keras dan meminta saya ke Jakarta,” kata Pandi, kepada wartawan, pada Kamis (27/7/2023).

Keluarga tidak langsung percaya informasi tersebut karena menduga itu modus penipuan.

Namun, tak lama kemudian, seorang anggota Polres Melawi kembali menelepon, termasuk juga dari Polda Kalbar.

“Informasinya sama, mereka mengabarkan bahwa anak saya sakit keras dan meminta segera ke Jakarta. Mereka akan bantu fasilitasi,” ucap Pandi.


Menurut Pandi, saat perjalanan ke Jakarta, perasaannya sudah tak tenang.

Ditambah lagi, saat menanyakan kondisi anaknya, Pandi tidak pernah mendapat penjelasan.

Baca juga: Polri Sebut Bripda IDF Tewas Tertembak Senpi Ilegal, Milik Siapa?

Pandi juga heran, mengapa dia diberi tahu bahwa anaknya mendadak mengalami sakit keras padahal selama ini korban dalam kondisi sehat.

"Setelah tiba baru saya mendapat penjelasan, bahwa anak saya meninggal tertembak, namun bahasa mereka, kejadian ini bukan ditembak, namun tertembak tidak sengaja, karena saat mencabut pistol dari sarungnya, tiba-tiba meledak dan mengenai anak saya. Itu penjelasan dari mereka,” ujar Pandi.

-. - "-", -. -

Sentimen: negatif (100%)