AYOBANDUNG.COM - Sebuah foto viral menunjukkan sejumlah siswi berkerudung dari sebuah Madrasah Aliyah (MA) di Magetan, memegang senjata laras panjang dan mengenakan rompi anti peluru.

Foto tersebut menjadi viral setelah diunggah di akun Instagram Islah_Bahrawi. Terdapat dua foto yang menampilkan beberapa siswi memegang senjata laras panjang dengan rompi anti peluru.

Siswi-siswi dalam foto viral tersebut adalah siswa baru dari Sekolah Madrasah Aliyah Tahfidz Baitul Quran Al-Jahra, yang berada di Desa Tawanganom, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, di bawah naungan Yayasan Nur Rosyida.

Baca Juga: Tepis Alasan Kelalaian, Keluarga Sebut Kematian Bripda IDF Akibat Pembunuhan Berencana karena Alasan Berikut

Kedua foto tersebut menampilkan 7 siswi yang mengenakan seragam Pramuka, dengan latar belakang sawah dan gunung. Meskipun dalam postingan di akun Instagram Islah_Bahrawi disebutkan berlokasi di sekolah Baitul Qur’an Magetan.

Seorang pengguna Instagram dengan akun Islah_Bahrawi mengungkapkan kebingungannya tentang jenis pendidikan apa yang diberikan kepada anak-anak, mengutip kemungkinan strategi perang atau latihan fisik dengan senjata tiruan, namun tujuannya tidak jelas.

Foto tersebut menyulut beragam komentar dari warganet, banyak di antaranya merupakan komentar negatif yang menyayangkan dan mengkhawatirkan bahwa anak-anak usia sekolah diajarkan pendidikan perang.

Akibat kehebohan ini, pihak Pondok Pesantren Tahfidz Baitul Quran Al-Jahra angkat suara. Ketua Harian Pondok Pesantren, Isgianto, membenarkan bahwa foto tersebut menampilkan siswi baru yang sedang berpartisipasi dalam peragaan bermain airsoft gun selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pertengahan bulan Juli 2023.

Baca Juga: 3 Tempat Wisata Cicalengka, Pemandangannya Indah! Ada yang Menantang Adrenalin

Isgianto menjelaskan bahwa airsoft gun ini merupakan hal baru bagi siswa-siswi di Al-Jahra dan direncanakan akan menjadi ekstrakurikuler baru di sekolah. Namun, terkait legalitas dan implementasinya, pihak sekolah dan wali santri masih harus mempertimbangkan ulang.

Gaya siswa dan siswi baru dalam foto tersebut tampak seperti tentara yang akan berperang, namun ternyata merupakan bagian dari aktivitas MPLS. Sayangnya, foto tersebut menjadi viral dengan narasi yang menyimpulkan pendidikan militer atau terorisme yang dimulai sejak dini.

Pondok Pesantren Tahfidz Baitul Quran Al-Jahra ini memiliki jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah (MA), dan seluruh kegiatan sekolah mengacu pada undang-undang yang berlaku dan peraturan pemerintah guna mendukung pendidikan dan perkembangan anak-anak bangsa.

Pihak sekolah menyadari bahwa mereka kurang mengetahui foto-foto tersebut dan keadaannya kemudian menjadi viral dengan caption yang salah seperti saat ini. ***