Sentimen
Negatif (97%)
22 Jul 2023 : 10.18
Partai Terkait

Pemilih Cenderung Mudah Berpindah Partai

22 Jul 2023 : 10.18 Views 11

Merahputih.com Merahputih.com Jenis Media: News

Pemilih Cenderung Mudah Berpindah Partai

MerahPutih.com - KPU RI akan menggelar Pilpres dan Pileg pada 14 Februari 2024. Para pemilih dapat menyalurkan suara politik mereka ke calon presiden dan calon wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Sedangkan pada 27 November 2024, pemilih akan memilih gubernur, wakil gubernur, serta bupati dan wakil bupati.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengatakan, sebesar 85 persen pemilih Indonesia mudah pindah ke partai politik (parpol) lain karena identitas partai di Indonesia sangat kecil.

Baca Juga:

Waketum Perindo Ungkap Pentingnya Masyarakat Ikuti Seluruh Tahapan Pemilu

Djayadi memaparkan, jika hanya pakai satu indikator ini, maka swing voter menjadi sangat tinggi.

"Selain itu, pengguna internet sangat tinggi. Internet membuat semua partai punya peluang yang sama," ucapnya.

Ia menguraikan sejumlah tantangan yang harus dihadapi partai baru agar bisa melewati ambang batas parlemen 4 persen.

Pertama, meskipun dapat menjadi keuntungan, identitas partai yang rendah dapat menjadi tantangan yang harus dihadapi partai baru.

Kedua, volatilitas parpol tinggi di tingkat provinsi, namun cenderung rendah di tingkat nasional.

Ketiga, minat pemilih untuk mendukung partai baru cenderung turun. Performa partai baru paling tinggi terjadi pada tahun 2004.

"Total suara partai baru di 2004 itu sekitar 21,3 persen, hanya kalah dari Golkar yang memperoleh 22 persen lebih. Jumlah itu turun jadi 7,2 persen di 2009 dan seterusnya," ujar Djayadi.

Keempat, jumlah partai yang masuk di parlemen dalam beberapa kali pemilu cenderung stabil. Artinya, pilihan orang cenderung stabil ke partai-partai yang sama.

"Usia rata-rata partai di atas 15 tahun. Hanya dua partai yang usianya 10 tahun lebih. Artinya, partai-partai di DPR akan bertahan. Ini mempersulit partai baru untuk masuk,” ucapnya.

Kelima, parpol baru belum dikenal luas di publik. Partai baru, hanya punya popularitas sekitar 60 persen untuk menopangnya masuk parlemen.

"Upaya sosialisasi partai menjadi kunci. Masalahnya adalah waktu tinggal kurang dari tujuh bulan," kata dia.

Keenam, semua partai politik memiliki kecenderungan yang sama soal kebijakan ekonomi, politik, dan sosial. Parpol-parpol belum mampu saling membedakan diri dalam persoalan tersebut.

"Itulah yang menyebabkan pilihan terhadap partai menjadi stabil," kata Djayadi. (*)

Baca Juga:

Zulhas Bertemu Susi Pudjiastuti Bahas Seputar Pemilu 2024

Sentimen: negatif (97.7%)