FAJAR.CO.ID -- Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang mengeluarkan aturan baru seragam sekolah berupa pakaian adat kembali jadi sorotan. Pasalnya, aturan ini justru menjadi keluhan orang tua siswa.

Selama ini, orang tua hanya mengeluarkan biaya membeli seragam nasional, pramuka, dan khas sekolah. Sementara tahun ajaran 2023/2024 ini, bertambah untuk biaya seragam pakaian adat.

Tentu saja tambahan seragam ini menambah biaya yang harus dikeluarkan. Apalagi aturan ini berlaku mulai siswa-siswi SD, SMP dan SMA sederajat. Padahal kondisi ekonomi masyarakat lagi sulit.

Pada Permendikbudristek No.50 tahun 2022 tersebut dijelaskan secara detail, mengenai seragam nasional, seragam pramuka, seragam khas sekolah dan pakaian adat.

Terkait hal itu, orang tua siswa pun ramai mengeluhkannya. Tampak di media sosial orang tua siswa meminta agar mereka tidak dibuat pusing dengan kebijakan itu.

Pemerhati sosial politik, Antonius Boediono, menilai, aturan yang dibuat Nadiem tersebut justru tidak berguna dan sebatas pencitraan.

"Sudah bukan rahasia lagi, jika seseorang diberi Jabatan tetapi tidak mampu menciptakan Manfaat dan Nilai Guna maka yang dilakukan hanyalah sebatas Pencitraan yang tidak masuk Akal (Justru terlihat Bodoh ). Pakaian adat itu khusus untuk Karnaval 17 Agustusan bukan wajib #hening," tulisnya, melalui akun twitter, @asboediono_id, dikutip Sabtu (15/7/2023).

"Minta tlg bapak menteri pendidikan yg terhormat.. Qt rakyat kecil tlg jgn di bikin pusing lg ngge pak..buat makan j sudah pusing pak skrg mau di tambah lagi anak sekolah yang semakin banyak biaya????," tulis Irma Yanti630.

"Untuk beli seragam sekolah aja msh agak kesulitan,krna harganya 1 stel diatas 200 rb an.ini mau ditambahin beli baju adatnya lg. mempersulit rakyat mu pak,,pak,," komentar akun @LV4..

"Seragam sekolah menimbulkan Spartanisasi Dn Arogansi identitas. Sebaiknya seragam sekolah di tiadakan. USA school saja tdk ada seragam seragaman, yg penting nyaman dan sopan," cuap akun @keepithink_crab. (bs-sam/fajar)