Sentimen
Negatif (99%)
16 Jul 2023 : 22.33
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Lamborghini, Ferrari

Kab/Kota: Semarang, Cirebon

Aryanto Misel Berharap Jual Nikuba Hidrogen ke Ferrari Rp15 Miliar, BRIN Sebut Gagal Total Buktikan Kecanggihan Alat

16 Jul 2023 : 22.33 Views 11

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Aryanto Misel Berharap Jual Nikuba Hidrogen ke Ferrari Rp15 Miliar, BRIN Sebut Gagal Total Buktikan Kecanggihan Alat

FAJAR.CO.ID -- Penemu Nikuba Hidrogen Aryanto Misel punya ekspektasi tinggi membawa hasil temuannya ke Italia. Dia berharap dapat menjual teknologi Nikuba yang diklaim dapat mengkonversi air menjadi hidrogen untuk bahan bakar kendaraan ke penyedia energi untuk Ferrari senilai Rp15 miliar.

Sayang, ekspektasi Aryanto Misel yang tinggi tak sesuai harapan. Usai memaparkan teknologi Nikuba Hidrogen di hadapan petinggi Ferrari dan Lamborghini, tak ada pembicaraan pembelian teknologi Nikuba temuan Aryanto Misel. Pria asal Semarang itu pulang ke Indonesia dengan kecewa.

BRIN menilai teknologi Nikuba yang diperkenalkan Aryanto Misel gagal total karena tidak ada yang mau membelinya.

Saat berada di Italia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai, tidak ada yang mau dengan teknologi Nikuba.

Aryanto Misel mengklaim dirinya diundang oleh perusahaan penyedia sumber energi untuk Ferrari dan Lamborghini. Dia terbang ke Italia untuk memperkenalkan sekaligus mempresentasikan teknologi yang diusung Nikuba untuk mengkonversi air menjadi hidrogen.

Selama di Italia, Aryanto Misel memang tak sendiri. Ada perwakilan BRIN yang juga hadir.

Kehadiran pihak BRIN di Milan juga tak disenangi penemu teknologi konversi air menjadi bahan bakar hidrogen tersebut.

BRIN mengklaim pada akhirnya teknologi Nikuba yang diperkenalkan Aryanto gagal total karena tidak ada yang mau.

"Seperti di Italia kemarin kan tidak ada yang mau," kata Hazam Abimayu selaku Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN di Jakarta, Jumat 14 Juli 2023.

Sebelumnya, menurut pengakuan Aryanto Misel, di Negeri Pizza itu ia mengklaim sengaja tidak membawa Nikuba yang dia riset di Cirebon.

Aryanto merasa ada kekhawatiran jika ia membawa Nikuba asli buatannya, akan dicontek tanpa memberi bayaran atau kompensasi hak cipta.

"Untung saya tidak membawa Nikuba. Karena kalau saya bawa, hancurlah. Pasti mereka minta saya bongkar dan rakit ulang," ungkap Aryanto Misel.

Pria asal Cirebon itu sendiri mengaku kecewa lantaran selama presentasi teknologi Nikuba, pihak perusahaan otomotif Italia itu minta diajari tapi tak ada obrolan soal kompensasi.

Aryanto bersikukuh, dirinya tidak mau mengajarkan membuat Nikuba tanpa kompensasi yang jelas.

Mengingat, riset yang dilakukan dirinya tidak murah. Bahkan perlu waktu sampai 5 tahun.

"Jelas saya nggak mau, karena belum ada pembicaraan mengenai kompensasi kalau saya ajarkan pembuatan nikuba" ungkapnya.

Yang lebih membuatnya kesal, pertemuan itu tiba-tiba diikuti oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Padahal sejak awal Nikuba diekspos. Aryanto mengaku, lembaga tersebut menentang dirinya.

"Ngapain itu BRIN datang ke Italia. Sejak awal mereka kontra dengan Nikuba. Tapi tiba-tiba datang. Itu membuat saya semakin kesal," katanya.

Aryanto Misel Lantang Tak Butuh Bantuan BRIN

Ia mengklaim tidak ada penyesalan jika alat temuannya diserahkan ke Italia atau negara lainnya.

Asalkan ia bisa mendapatkan kompensasi, untuk bisa mengembangkan alat ciptaan yang lainnya.

"Saya enggak sayang pak, yang penting kalau saya dapat duit bisa melanjutkan riset kembali, saya gamau didanai dari pihak manapun," ungkapnya.

Saat disinggung soal BRIN, Aryanto Misel juga menolak karena ia ingin berusaha sendiri.

"Wah saya enggak butuh mereka, saya udah dibantai habis," tandasnya.

Harapan Aryanto Misel berujung penyesalan

Aryanto Misel merasa akan mendapat keuntungan karena kiranya Ferrari dan Lamborghini mau membayar kompensasi hak cipta Nikuba buatannya.

Akan tetapi faktanya, selama pertemuan itu dua perusahaan Italia tersebut tak pernah membahas soal biaya kompensasi yang dia harapkan.

"Saya kecewa karena nggak ada obrolan dan pembahasan jual teknologi Nikuba," akunya.

Aryanto Misel pun mengaku kesal dan menyesal sudah datang jauh-jauh ke Italia tanpa kejelasan, justru hanya dijadikan 'tukang service' Nikuba buatan Rumania.

"Akhirnya saya pulang saja, tahu begini dari awal saya nggak usah berangkat ke Italia lagi, ngapain hasilnya begini," sesalnya. (fajar/disway)

Sentimen: negatif (99.9%)