Sentimen
Negatif (100%)
10 Jul 2023 : 00.48
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi, Kambing

Kab/Kota: bandung, Gunung, Yogyakarta, Gunungkidul

Pemilik Sapi Positif Antraks di Gunung Kidul Jual 1 Lagi Sapi Sakit, Warganet Panik

10 Jul 2023 : 00.48 Views 15

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Pemilik Sapi Positif Antraks di Gunung Kidul Jual 1 Lagi Sapi Sakit, Warganet Panik

PIKIRAN RAKYAT - Setelah geger munculnya kasus antraks yang memicu kematian tiga warga di Gunung Kidul, Yogyakarta, kini keterangan si pemilik sapi menimbulkan keresahan baru. Pasalnya, pemilik sapi positif antraks, Suyoto mengatakan sejatinya dia memiliki dua ekor sapi. Jika satu sapi disembelih dan dibagikan untuk dikonsumsi bersama warga setempat, satunya lagi diakui Suyoto telah dijual.

"Kemarin kan kejadiannya itu sakit satu hari. Terus yang satunya meninggal. Tapi kalo yang satunya tak' jual (aku jual)," kata dia, dikutip dari akun TikTok Jogja Tv, Minggu, 9 Juli 2023.

Saat ditanyai apakah sapi yang mati disembelih atau dikuburkan, si bapak menjawab hewan ternaknya itu langsung disembelih untuk kemudian dibrandu, alias dibeli hasil patungan warga dan dikonsumsi bersama-sama.

"Itu (langsung) disembelih di sini, (terus) dibagi warga-warga," ucap Suyoto.

Baca Juga: Perbaikan Saluran Drainase, Jalan Panorama Lembang Sempat Ditutup

Brandu, merupakan tradisi lama yang khususnya sudah lazim di kawasan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tradisi tersebut merujuk pada kebiasaan warga di satu desa untuk mengumpulkan iuran uang ketika ada ternak salah satu warga yang sakit atau mendadak mati. Dana yang berhasil dikumpulkan nantinya akan diberikan kepada pemilik ternak, sebagai pengganti sapi yang kemudian dibagikan merata kepada masyarakat.

Menurut Suyoto, tradisi Brandu dilatarbelakangi oleh prinsip gotong royong yang dianut masyarakat dusunnya. Dia juga mengatakan hal ini telah dilakukan warga setempat sejak lama.

"Kan itu dari tradisi dusun, dari dulu itu (prinsipnya) gotong royong. Kalau ada kematian hewan dari dulu sampai sekarang kan biasane (biasanya) masih gitu," ucapnya.

Namun demikian dia menambahkan, tradisi ini akan lekas ditinggalkan masyarakat, terutama setelah penyakit antraks menyerang warga hingga menelan korban jiwa. "Tapi, mulai (ditinggalkan) ini, sesudah terjadi ini, mulai dikubur (sapi yang mati)," katanya lagi.

Baca Juga: Viral Keluhan Penumpang Kereta Api Temui Noda Mencurigakan di Kursinya, Netizen: Pengalaman Tak Terlupakan

Sontak warganet panik, khususnya yang tinggal di wilayah DIY. Kolom komentar unggahan video dipenuhi pertanyaan kepastian kemana sapi dijual, dan apakah dalam keadaan sehat atau tidak.

"Trus yang dijual itu ada indikasi juga terjangkit antraks? Makin menyebar kemana2," kata @Nadi******.

"Pak itu dijual kemana sapinya? Wingi aku bar tuku ning pasar jadi wedi (Kemarin aku baru beli dari pasar, jadi takut)," timpal akun @ema****.

"Ya Allah mana waktu liburan di Jogja gw sempet makan bakso... mudah2an basonya bukan dari sapi yang kena antraks (emotikon menangis)," ucap @non3****.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Operasi Patuh Lodaya di Bandung hingga Noda Mencurigakan di Kereta Api

Sebelumnya, ada lima hewan ternak yang mati di lokasi Gunung Kidul, yakni sapi dan kambing. Kematian hewan ternak milik warga berinisial KR dan SY tersebut terjadi dalam kurun waktu Mei hingga awal Juni 2023.

Sapi yang mati dilaporkan pada 18 Mei, 22 Mei, dan 26 Mei 2023. Sementara, kambing yang mati tercatat pada 20 Mei dan 2 Juni 2023.

"Kronologi diawali kasus kematian sapi milik salah satu warga berinisial KR pada 18 Mei 2023, lalu disembelih dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi. Ini jadi salah satu penyebab penyebaran kasus," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Jumat, 7 Juli 2023. ****

Sentimen: negatif (100%)