Sentimen
Heboh Fenomena Aphelion Juli 2023 Disebut Terjadi Mulai Pukul 05.27, BMKG Bongkar Faktanya!
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

AYOBANDUNG.COM - Berita menghebohkan tentang kemunculan fenomena Aphelion pada pukul 05.27 WIB hari ini telah tersebar di media sosial. Namun, kabar tersebut ternyata tidak benar atau hoaks.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menjelaskan bahwa Aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi sekali dalam setahun, terutama pada bulan Juli.
Namun, cuaca dingin yang terjadi di Indonesia pada bulan Juli tidak memiliki kaitan dengan fenomena Aphelion.
Isu mengenai kehadiran fenomena Aphelion atau cuaca dingin di Indonesia sedang menjadi topik hangat di perbincangan publik. Ini disebabkan oleh jarak antara bumi dan matahari yang mencapai titik terjauh selama periode revolusi.
Baca Juga: Geger Fenomena Aphelion 2023 Bikin Cemas, BMKG Buka Suara, Ternyata Begini Dampaknya di Sebagian Wilayah
Informasi ini dengan cepat menyebar dan cukup mengkhawatirkan masyarakat menurut BMKG.
BMKG menjelaskan bahwa Aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi sekali dalam setahun, terutama pada bulan Juli.
Namun, cuaca dingin yang terjadi di Indonesia pada bulan Juli tidak ada hubungannya dengan fenomena Aphelion.
Fenomena ini umumnya terjadi selama puncak musim kemarau, yaitu antara bulan Juli dan September.
Saat ini, wilayah Indonesia, termasuk Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Timur (NTT), sedang mengalami musim kemarau. Ini ditandai dengan adanya angin yang bertiup dari arah timur-tenggara, yang berasal dari Benua Australia.
Australia sendiri sedang mengalami musim dingin pada bulan Juli.
Baca Juga: Catat, Ini Daftar Harga Sembako KJP Juli 2023 dan Lokasi Pengambilan Terdekat!
Tekanan udara yang tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari sana menuju Indonesia, yang dikenal sebagai Monsoon Dingin Australia.
Angin ini melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut yang relatif lebih dingin.
Akibatnya, beberapa wilayah di Indonesia, terutama di bagian selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, mengalami penurunan suhu.
Di beberapa tempat seperti Dieng dan dataran tinggi lainnya, suhu udara bahkan dapat turun hingga menciptakan embun yang keliru dianggap sebagai salju.
Selain itu, langit yang cerah (clear sky) menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang langsung dilepaskan ke atmosfer luar.
Baca Juga: Gaji PPPK Part Time Ditentukan Besarannya Berdasarkan Regional, Cek PMK Terbarunya!
Ini mengakibatkan udara di dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari. Inilah yang menyebabkan udara terasa lebih dingin, terutama pada malam hari.
Seperti yang dijelaskan oleh BMKG dan sebuah jurnal dari Universitas Negeri Makassar (UNM), Aphelion terjadi ketika bumi berada pada jarak terjauh dari matahari.
Namun, fenomena Aphelion tidak memiliki dampak signifikan terhadap suhu bumi. Terjadinya Aphelion disebabkan oleh perubahan jarak antara bumi dan matahari sepanjang tahun.
Baca Juga: Tukin Kemenag Sah Naik 80 Persen, Berikut Besaran Gaji PNS Kemenag Lengkap Semua Kelas Jabatan
Orbit bumi mengelilingi matahari dalam bentuk elips, sehingga terdapat saat-saat di mana bumi berada pada jarak terdekat dan terjauh dari matahari.
Ketika fenomena Aphelion terjadi, jarak antara bumi dan matahari mencapai sekitar 152,65 juta kilometer.
Itulah penjelasan mengenai fenomena Aphelion yang telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. ***
Sentimen: netral (49.8%)