Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Sapi, Babi, Kambing, Domba, Anjing
Institusi: UGM
Kab/Kota: Gunung, Jati, Dukuh, Yogyakarta
Mengenal Antraks, Penyakit Akibat Bakteri Mematikan yang Merebak di Gunung Kidul
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Merebaknya wabah antraks di Gunung Kidul, Yogyakarta memberikan kewaspadaan bagi masyarakat Indonesia. Simak sejumlah informasi terkait betapa berbahayanya penyakit menular dari hewan yang menyimpan bakteri Bacillus anthracis itu.
Antraks dengan bakteri Bacillus anthracis mampu membuat spora tidak aktif yang hidup di dalam tanaman, tanah, atau air sebelum suatu waktu aktif dan mengganas.
Fakta dari laporan Pemerintah Australia Barat mengatakan bahwa bakteri Bacillus anthracis mampu hidup di dalam tanah hingga 50 tahun, sedangkan di tulang hewan ternak yang mati akibat antraks mampu hidup mencapai dua abad.
Nantinya, bakteri antraks yang sempat tidak aktif dapat terpicu untuk menyebar saat kandungan spora dalam tanah diganggu. Faktor cuaca juga memengaruhi terjadinya dorongan spora ke permukaan tanah.
Baca Juga: Kasus Antraks Merebak Pesat di Gunung Kidul, Ahli Peternakan UGM Minta Tradisi Brandu Dihentikan
Akhirnya, permukaan tanah yang memiliki spora dari bakteri antraks dapat berpindah cepat jika ada kumpulan hewan ternak yang digembalakan.
Spora antraks juga dapat aktif saat dilakukan penggalian terhadap bangkai hewan ternak yang sudah dikubur dalam tanah.
Sejumlah hewan ternak yang biasa dikonsumsi masyarakat, seperti sapi, domba, kambing, kuda, dan bison adalah golongan sangat rentan terhadap antraks.
Sejumlah burung dan babi disebut lebih tahan terhadap antraks, tetapi anjing dan kucing yang hidup di peternakan harus dijauhkan dari bangkai hewan ternak.
Baca Juga: Cegah Kasus Antraks di Gunung Kidul Terulang, Kementan Perintahkan Kader Zoonosis Dibentuk di Setiap Daerah
Jika terjadi kasus hewan ternak mati akibat antraks, pemilik harus berupaya melakukan penyelamatan terhadap kondisi tanah agar terhindar dari darah hewan mati itu.
Bahkan, bangkai hewan ternak terkena antraks tidak boleh dipindahkan dan harus dilindungi dari burung gagak.
Sebelumnya, wabah antraks muncul dari permukiman di Dukuh Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Masyarakat setempat kedapatan mengonsumsi daging dari bangkai sapi yang sudah sempat dikubur.
Baca Juga: Pastikan Antraks Tak Menular dari Manusia ke Manusia, Kemenkes Waspadai Penyebaran Spora
Munculnya wabah antraks juga mencatatkan tiga orang meninggal dengan penyebab menunjukkan ini berasal dari bakteri Bacillus anthracis.
Saat itu, satu orang yang diperiksa secara medis telah terbukti mendapat diagnosis suspek antraks.
Bukan hanya itu, sejumlah kematian mendadak juga terjadi pada sejumlah sapi dan kambing milik warga setempat sepanjang 18 hingga 26 Mei 2023 lalu.
Menurut laporan pihak berwenang, hewan ternak yang mati mendadak itu ternyata lebih pilih dipotong dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi.***
Sentimen: negatif (98.4%)