FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, mengomentari jaminan utang terkait Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) terhadap China.

"Ini akal-akalan amatiran," sindir Gigin dalam keterangannya, dikutip Minggu (2/7/2023).

Menurut Gigin, anggaran untuk pembayaran utang ke China tidak tercantum di APBN tapi diganti nama menjadi anggaran untuk Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).

"Karena anggaran untuk pembayaran utang ke Cina tidak tercantum di APBN diganti nama menjadi anggaran untuk PII," ucapnya.

Dikatakan Gigin, pergantian dari APBN ke PII sama dengan utang BUMN yang tidak ada di APBN karena diganti dengan Penyertaan Modal Negara (PMN).

"Cuma ganti kulit," kuncinya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menegaskan Indonesia dan China Development Bank (CDB) sudah sehati soal pinjaman utang untuk pembengkakan biaya kereta cepat.

Seto memastikan APBN sudah tak lagi diminta jadi penjamin. Dan, Saat ini untuk jaminan akan memakai PT PII.

Berganti ke PII, Seto mengungkapkan bunga utang pinjaman tersebut sudah turun lagi dari kesepakatan terakhir 3,4 persen.

Dia menyebut, CDB sepakat menurunkan bunga utang tersebut ke angka 3,2 persen. Meski tidak sesuai target awal hingga 2 persen.

Seto berdalih angka 3,2 persen sudah ideal di era sekarang. Dia kemudian membandingkan tenor dengan suku bunga yang ditawarkan Pemerintah AS yang jauh lebih tinggi dari tawaran China. (Muhsin/Fajar)