Sentimen
Positif (49%)
1 Jul 2023 : 08.54
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya, Sidoarjo, Blitar, Kediri, Mojokerto, Banyuwangi, Madiun, Trenggalek, Yogyakarta, Bantul

Kasus: penistaan agama

Tokoh Terkait
Panji Gumilang

Panji Gumilang

Roundup: Gempa 6,4 Magnitudo di Bantul Dipicu Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia

1 Jul 2023 : 08.54 Views 7

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Roundup: Gempa 6,4 Magnitudo di Bantul Dipicu Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia

PIKIRAN RAKYAT – Gempa berkekuatan 6,4 magnitudo mengguncang Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat, 30 Juni 2023 malam.

#Gempa Mag:6.4, 30-Jun-23 19:57:43 WIB, Lok:8.63 LS,110.08 BT (86 km BaratDaya BANTUL-DIY), Kedlmn:25 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG," kata keterangan dalam akun Twitter @infoBMKG, dikutip pada Sabtu, 1 Juli 2023.

Guncangan gempa di Bantul tak hanya dirasakan warga di wilayah Yogyakarta saja, melainkan hingga ke sejumlah kota di Jawa Timur. Beberapa kota tersebut di antaranya adalah Madiun, Kediri, Trenggalek, Blitar, Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya.

Pemicu Gempa

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tektonik tersebut dipicu lantaran adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Menurut keterangan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik jika dilihat dari analisis mekanisme sumbernya.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Laporkan Pinjol Ilegal, Jangan Sampai Anda jadi Korban!

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia," ujar Daryono, sebagaimana dilaporkan dari Antara.

Gempa tersebut menunjukkan bahwa zona subduksi di wilayah Selatan Pulau Jawa masih aktif.

"Gempa malam ini merupakan alarm yang mengingatkan kita bahwa zona subduksi di Selatan jawa memang masih aktif," ucapnya.

Daryono menjelaskan bahwa zona subduksi aktif tak hanya bisa memicu gempa bumi, melainkan juga tsunami. Sejauh ini, sudah ada 8 kali tsunami di selatan Pulau Jawa, dengan rincian yakni pada tahun 1818, 1840, 1859, 1904, 1921, 1957, 1994 di Banyuwangi, dan 2006 di Pangandaran.

Baca Juga: Diduga Penistaan Agama, Polri akan Panggil Panji Gumilang Senin Depan

"Ini merupakan catatan penting terkait dengan potensi dan bahaya gempa serta tsunami di selatan Yogyakarta dan selatan Jawa pada umumnya," tuturnya.

"Kalau kita melihat sejarah sejak tahun 1800 itu zona megathrust di Yogyakarta sudah memicu gempa sebanyak 12 kali. Gempa terakhir pada 2 September 2009 yang berkekuatan 7,8 magnitudo di wilayah selatan," ujarnya.

Meski demikian, gempa yang terjadi di Bantul pada Jumat, 30 Juni 2023 itu diketahui tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ucap Daryono.***

Sentimen: positif (49.6%)