Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Surabaya, Malang, Karet
Kasus: kecelakaan
Darurat, Make-up Artist Tangani Proses Melahirkan di Pesawat, Terinspirasi Adegan Film Barat
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Penumpang pesawat Pelita Air rute Surabaya-Jakarta itu sudah dalam posisi berbaring. Waktu melahirkan jabang bayi sebentar lagi tiba. Tak ada dokter. Perawat juga tak ada dalam penerbangan itu.
Yulia, sang make up artist terdorong untuk membantu meski tak punya pengalaman. Adegan sebuah film Barat mengenai tenaga medis yang membantu persalinan terbersit dengan jelas di otaknya.
Kepanikan menghadapi seorang ibu yang hendak melahirkan dalam kondisi darurat itu terjadi pada salah satu penerbangan Pelita Air rute Surabaya-Jakarta pada 27 Juni lalu.
Yulia terpaksa dan nekat menangani persalinan darurat salah seorang penumpang di atas pesawat. Padahal pekerjaan Yulia bukanlah tenaga medis, melainkan make-up artist.
Hari itu, Yulia sebenarnya baru saja mengantar putrinya, Sandya Dahayu Nareswari, yang terpilih dalam ajang model mewakili Kota Malang di Jakarta.
Di atas pesawat, Yulia sempat sempat berbincang dengan penumpang di sebelahnya. Mereka bercerita pengalaman terbang ke Papua dalam kondisi hamil.
Perbincangan itu terhenti saat pramugari mengumumkan bahwa mereka membutuhkan tenaga kesehatan untuk membantu persalinan salah satu penumpang.
Sayangnya, pada penerbangan itu tidak ada tenaga kesehatan, bidan, atau dokter. Tiba-tiba hati Yulia pun tergerak untuk membantu. Terlebih setelah melihat para pramugari panik sambil berlalu-lalang. Yulia pun bergegas menuju bangku belakang dan melihat kondisi penumpang yang hendak bersalin.
"Penumpang itu sudah dalam posisi berbaring. Saya ikut panik karena takut bayinya kenapa-kenapa. Tapi juga ingin menolong,” kenang Yulia, dikutip dari Radar Malang (FAJAR Grup), Jumat (30/6).
Yulia nekat membantu karena mengkhawatirkan nyawa si jabang bayi dan ibunya tak tertolong. Di otaknya saat itu langsung tebersit dengan jelas adegan dalam sebuah film barat mengenai tenaga medis yang membantu persalinan.
Terinspirasi adegan dalam film itu, Yulia mencoba mempraktikkan apa yang diingatnya dari film tersebut.
"Saya kemudian meminta tali pada pramugari. Karena setahu saya dari film, ari-ari atau pusar harus dijepit, lalu dipotong,” ungkap dia. Semula ada seorang penumpang yang menawarkan karet rambut. Tapi karena khawatir tidak steril, Yulia lantas minta dicarikan tali lainnya. Kebetulan di kotak perlengkapan pesawat ada alat-alat seperti gunting dan selotip.
Setelah mendapatkan sarung tangan dari pramugari, Yulia membantu persalinan hingga sang jabang bayi keluar. Dia lantas merapikan ari-ari dan tali pusar yang masih melilit pada tubuh sang bayi.
Untuk menghangatkan suhu tubuh bayi, Yulia menggunakan kain mukena pramugari, gorden pembatas ruang kabin, dan kain-kain lain yang tersedia. Perempuan yang tinggal di Jalan Cakalang, Kota Malang itu juga sempat menghangatkan bayi dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendela pesawat.
Beruntung saat itu, posisi pesawat sudah hampir landing di Bandara Juanda. Tim medis di bandara juga langsung memberikan penanganan kepada ibu dan sang bayi.
Bagi Yulia, pengalaman membantu persalinan di dalam pesawat sangat mendebarkan. Terlebih dia tidak memiliki latar belakang sebagai bidan apalagi obgyn. Yulia merupakan sarjana Ekonomi yang kini berkarier sebagai make-up artist.
"Karena aku ingat pesan bapakku. Kalau bertemu dengan orang yang kecelakaan, usahakan berhenti dulu karena bisa jadi yang celaka keluarga sendiri,” ucap dia. (fajar/jpg)
Sentimen: negatif (99.6%)