Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Idul Adha 1441 Hijriah, Salat Idul Fitri
Kab/Kota: bandung
10 Amalan Sunah Idul Adha, Ada yang Beda dari Idul Fitri
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM – Ada perbedaan amalan sunah Idul Adha dan Idul Fitri baik sebelum salat id maupun setelahnya yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat muslim.
Salah satu perbedaan antara amalan sunah sebelum salat Idul Adha dan Idul Fitri yaitu terkait ketentuan potong kuku.
Apa saja amalan sunah Idul Adha baik sebelum maupun setelah salat id dan bedanya dengan Idul Fitri?
Baca Juga: WISATA BANDUNG: Yang Baru di Lembang, Tempat Healing Estetik Tangkal Pinus Buka 24 Jam
(1) Mengucap takbir
Amalan sunah bertakbir dimulai dari pagi hari tanggal 9 Zulhijah (hari Arafah) hingga 13 Zulhijah (hari tasyrik).
Ucapan takbir sebagai berikut.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ
Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa illaa haillallahuwaallaahuakbar. Allaahu akbar walillaahil hamd.
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”
(2) Mandi wajib sebelum salat Idul Adha
Amalan sunah sebelum salat Idul Adha salah satunya mandi wajib berlaku bagi laki-laki, perempuan (termasuk sedang haid atau nifas), dan orang sakit.
Dengan demikian, perempuan yang tidak ikut menjalankan salat Idul Adha tetap disunahkan untuk mandi wajib lantaran turut merayakan lebaran kurban.
Adapun waktu mandi wajib diutamakan dilakukan pada saat terbit matahari.
(3) Mengenakan pakaian terbaik
Salah satu amalan sunah sebelum salat Idul Adha yaitu mengenakan pakaian terbaik sering disalahartikan oleh mayoritas umat muslim yang menganggap wajib mengenakan baju baru.
Padahal pakaian yang masih bagus meskipun sudah lama dibeli tetap boleh dikenakan. Apabila tidak ada pakaian terbaik, maka bisa membeli baju baru.
Nabi Muhammad SAW memerintahkan Umar bin Khattab untuk mengenakan pakaian terbaik di hari raya, namun bukan yang berbahan dasar sutra.
Umat muslim dapat mengutamakan mengenakan pakaian terbaik berwarna putih. Apabila ada baju selain putih yang lebih baik, maka diutamakan mengenakan pakaian terbaik tersebut.
Apabila mampu membeli baju baru tidak berwarna putih, maka hal tersebut juga diperbolehkan.
(4) Memakai wewangian atau parfum
Alasan dianjurkan memakai wewangian atau parfum adalah pada momentum lebaran kurban umat muslim akan menemui banyak orang baik dari keluarga, tetangga, maupun teman.
Dengan demikian, sepatutnya tidak bau badan ketika berjumpa dengan banyak orang.
(5) Tidak memotong kuku dan rambut
Berbeda dengan Idul Fitri, ada larangan memotong kuku dan rambut sebelum Idul Adha.
Larangan memotong kuku dan rambut berlaku pada 10 hari pertama bulan Zulhijah. Kemudian setelah Idul Adha baru diperbolehkan.
Ada 2 pendapat yang menyatakan tentang siapa yang tidak boleh potong kuku dan rambut yaitu pendapat pertama orang yang akan berkurban dan pendapat kedua hewan yang akan dijadikan kurban.
Alasan untuk pendapat kedua adalah bulu dan kuku hewan kurban akan menjadi saksi di akhirat nanti terhadap orang yang mengurbankannya.
(6) Tidak makan dan minum sebelum salat Idul Adha
Berbeda dengan Idul Fitri, sebelum salat Idul Adha umat muslim disunahkan untuk tidak makan dan minum.
عَنْ بُرَيْدَةَ قال: كَانَ النَّبِيُّ لاَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَيَوْمَ النَّحْرِ لاَ يَأْكُلُ حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ نَسِيكَتِهِ
“Dari Buraidah ra berkata: Nabi SAW tidak keluar pada Idul Fitri hingga makan terlebih dahulu. Adapun pada Idul Adha beliau tidak makan hingga pulang dan makan dari daging kurban sembelihannya.”
(7) Berjalan kaki
مِنْ السُّنَّةِ أَنْ يَخْرُجَ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا
“Sayyidina Ali berkata: Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju tempat sholat Id dengan berjalan,” (HR Tirmidzi dan menyatakan hadis ini hasan).
Bagi orang tua atau orang sakit yang tidak sanggup berjalan kaki maka diperbolehkan menaiki kendaraan.
(8) Mengambil rute jalan salat id berangkat dan pulang berbeda
“Sesungguhnya Nabi SAW pernah pergi melaksanakan salat Id dengan mengambil satu jalan dan kembalinya mengambil jalan yang lainnya,” (HR Abu Daud).
Dianjurkan rute jalan berangkat lebih panjang daripada rute jalan pulang untuk memperbanyak pahala menuju tempat ibadah.
Tujuan dari anjuran berbedanya rute jalan agar umat muslim dapat menyebarkan kebahagiaan dan dakwah di tempat yang berbeda.
(9) Melaksanakan salat Idul Adha
Salat Idul Adha dilaksanakan 2 rakaat dengan 7 kali takbir untuk rakaat pertama dan 5 kali takbir untuk rakaat kedua.
(10) Mengucap tahniah (selamat Idul Adha)
Tidak ada aturan baku mengenai ucapan tahniah, namun yang umum diucapkan umat muslim sebagai berikut.
Taqabbalallahu minna wa minkum, Kullu ‘amin wa antum bi khair, Minal aidin wa al-faizin, selamat Hari Raya Idul Adha, atau Mohon maaf lahir batin.
Menurut Syekh Ali Syibramalisi tahniah juga dapat diwujudkan dengan hanya bersalaman.
Itulah amalan sunah Idul Adha baik sebelum salat id maupun setelahnya yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat muslim.***
Sentimen: positif (44.4%)