Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Hari Pancasila, Idul Adha 1441 Hijriah
45 Butir-butir Pancasila Lengkap dari Sila 1 hingga 5, Makna dan Pengamalan Kehidupan Sehari-hari
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT – Untuk mempermudah masyarakat Indonesia dalam keseragaman pedoman hidup berbangsa dan bernegara, disusun lah butir-butir Pancasila yang terdiri dari 45 poin, menghimpun makna serta pengamalan sila 1, 2, 3, 4, hingga 5.
Bukan hanya berfungsi sebagai dasar dan landasan ideologi bangsa, Pancasila juga merupakan falsafah dan panduan hidup bernegara di Indonesia. Setiap nilai yang dikandung mewakili unsur-unsur kultur sosial masyarakat, sehingga berkesesuaian meski rakyat nusantara begitu majemuk.
Secara etimologis, Pancasila diambil dari dua kata bahasa Sanskerta yaitu 'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang berarti prinsip, alas, atau dasar. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi Kemendikbud Ristek, Pancasila dideskripsikan sebagai dasar negara serta falsafah bangsa dan negara RI yang terdiri atas lima sila.
Menjadi nilai-nilai luhur sebagai jalan keluar menghadapi rintangan berbangsa, kelima sila ini tentu harus bisa aplikatif untuk segala situasi masyarakat.
Dengan demikian didedahkan kelima sila menjadi satuan rinci 45 butir-butir pengamalan Pancasila. Butir-butir Pengamalan Pancasila pertama kali diatur melalui Ketetapan MPR No.II/MPR/1978. Setelah era reformasi, Butir-butir Pengamalan Pancasila selaras dengan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003.
Baca Juga: Berapa Besaran Gaji ke 13 PNS? Ada yang Sampai Rp24 Juta
Menyusul zaman reformasi, butir Pancasila disesuaikan berdasarkan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003. Berikut ini isi butir butir pengamalan Pancasila, dari sila 1 2 3 4 hingga 5, sebagaimana dilansir dari dokumen Badan Pembinaan Hukum Nasional Kemenkumham:
Sila ke-1: Ketuhanan yang Maha Esa
- Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Baca Juga: Jelang Idul Adha 2023, Lalu Lintas Hewan Kurban di Ciamis Diperketat Antisipasi Penularan Penyakit
- Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Sila ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
- Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa dan tepa selira.
- Tidak semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Baca Juga: Syarat Mengikuti PPDB Jabar 2023, Jangan Sampai Salah Daftar
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila ke-3: Persatuan Indonesia
- Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
- Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
- Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Baca Juga: Berapa Besaran Gaji ke 13 PNS? Ada yang Sampai Rp24 Juta
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila ke-4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
- Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
- Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
- Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
- Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
- Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Baca Juga: Sejarah Hari Lahir Pancasila, Berawal dari Kekalahan Jepang
Sila ke-5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
- Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
- Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain serta hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
- Selain itu, tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
- Melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. ***
Sentimen: positif (100%)