Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: ITB
Kab/Kota: bandung, Tokyo
Tokoh Terkait
Polusi Cahaya di Lembang Sulitkan Pengamatan Langit, Direktur Observatorium Bosscha: Ada Banyak Lampu
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT – Direktur Observatorium Bosscha, Premana Premadi mengatakan bahwa polusi cahaya di wilayah Lembang, Kota Bandung, Jawa Barat membuat para astronom kesulitan untuk melakukan penelitian ilmiah di observatorium astronomi tertua di Indonesia itu.
"Dulu ketika observatorium dibangun, Lembang jarang penduduknya. Lembang diduduki oleh perkebunan dan lahan pertanian. Populasi sangat rendah. Tapi sekarang Lembang ramai. Ini telah menjadi hot spot pariwisata dan sebagai hasilnya, ada banyak lampu," kata Premana Premadi, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Channel News Asia pada Senin, 29 Mei 2023.
Menurut Premana, pengamatan langit malam di Bosscha baru bisa dilakukan setelah jam 11 malam, ketika langit cerah. Kendati demikian, para ilmuwan hanya bisa mengamati benda langit pada sudut lebih dari 30 derajat di atas cakrawala.
Baca Juga: Benarkah Observatorium Bosscha Berusia Satu Abad?
Apabila teleskop diarahkan lebih rendah, maka benda-benda langit akan dipenuhi dengan cahaya ambient dari kawasan resor di sekitarnya yang dihiasi oleh lampu-lampu gemerlapan, dan penampakan tersebut tidak akan bagus.
Berdasarkan hasil studi yang dibuat oleh Hendra Agus Prastyo pada tahun 2018 dikatakan bahwa dalam radius 20 kilometer dari dari Observatorium Bosscha, 15,3 persen dari area tersebut dianggap sebagai tempat dengan polusi cahaya tertinggi pada 2017.
Hendra juga menambahkan dalam makalahnya bahwa berdasarkan citra satelit antara 2013 dan 2017, daerah dengan populasi cahaya tersebut mengalami peningkatan seluas 13,7 kilometer persegi per tahunnya.
Sebagai informasi, daerah polusi cahaya yang tinggi merupakan kondisi dimana langit terang benderang namun benda-benda langit, seperti bintang redup atau hampir tidak terlihat keberadaanya.
Baca Juga: Observatorium Bosscha, Lembang: Wisata dan Jejak Juragan Teh Pencinta Ilmu Pengetahuan
Hal tersebutlah yang menjadi kekhawatiran Premadi yang mengatakan bahwa ada kemungkinan nasib Bosscha akan sama seperti observatorium-observatorium lain, seperti di negara Jepang dan Tokyo yang tidak lagi berfungsi dan menjadi museum.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang hadir dalam acara Peringatan 100 Tahun Observatorium Bosscha ITB pada 30 Januari lalu mengatakan bahwa pemerintah Jabar telah mempersiapkan mekanisme hukum terlindungi, sehingga diharapkan perjalanannya tidak diganggu dengan kepentingan jangka pendek.
“Tempat ini (Observatorium Bosscha) istimewa karena posisinya berada di ekuator, yang menguntungkan dalam pengamatan benda langit. Jadi harus tetap dijaga keberadaan dan fungsinya,” kata Ridwan Kamil.***
Sentimen: positif (99.6%)