Sentimen
21 Mei Jadikan Hari Reformasi Nasional
Akurat.co
Jenis Media: News

AKURAT.CO Era reformasi telah berjalan selama seperempat abad atau 25 tahun. Namun, menurut pendiri Yayasan Aldera, Pius Lustrilanang, terdapat beberapa agenda reformasi yang belum juga dituntaskan hingga saat ini.
Hal ini disampaikan Pius saat melepas peserta Jalan Sehat yang digelar di kawasan gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Minggu (21/5/2023).
"Aldera menggarisbawahi bahwa terdapat beberapa agenda reformasi yang belum dituntaskan," ujarnya.
baca juga:
Pius menyebut beberapa agenda tersebut di antaranya berkaitan isu atau wacana mengenai penambahan masa jabatan presiden dari dua periode menjadi tiga periode.
Dalam kesempatan ini, Pius menegaskan bahwa dirinya dan seluruh aktivis yang hadir pada acara ini menolak keras adanya wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
"Soal ini perlu kita cermati secara kritis dan serius," kata mantan anggota DPR itu.
"Jika masa jabatan diubah atau ditambah menjadi tiga periode, maka esensi atau prinsip pembatasan masa jabatan presiden jelas telah hilang," tambahnya.
Lebih lanjut dalam memperingati adanya reformasi yang telah diperjuangkan dengan susah payah, Pius menyarankan agar pemerintah menetapkan 21 Mei sebagai Hari Reformasi.
"Kenapa ada Hari Kesaktian Pancasila, tapi tidak ada Hari Reformasi?" ucap Pius.
"Saya mengusulkan kepada pemerintah untuk menetapkan tanggal 21 Mei sebagai Hari Reformasi, yang bisa diperingati setiap tahun," imbuhnya.[]
Sentimen: positif (64%)