Sentimen
Negatif (99%)
16 Mei 2023 : 19.36
Informasi Tambahan

BUMN: BSI

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Solo

Kasus: kejahatan siber, serangan siber

Buntut BSI Mobile Error, DPR Peringatkan Bank dan Pemerintah: Harus Sadar Betul

16 Mei 2023 : 19.36 Views 37

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Buntut BSI Mobile Error, DPR Peringatkan Bank dan Pemerintah: Harus Sadar Betul

PIKIRAN RAKYAT – Buntut kasus Bank Syariah Indonesia (BSI), anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly berikan saran penting untuk perbankan sekaligus pemerintah. Saran tersebugt menyasar peningkatan sensitivitas terhadap keamanan dan ancaman siber yang kian marak.

Seperti diketahui, dunia perbankan Tanah Air digegerkan dengan munculnya kasus dugaan serangan siber yang melumpuhkan transaksi di BSI selama beberapa hari. Kerugian hingga ratusan juta yang menimpa salah satu nasabah viral di media sosial, hingga menimbulkan gaduh dan kepanikan sejumlah pihak.

"Perbankan harus sadar betul, sudah sampai mana tingkat keamanan layanan jika dihadapkan dengan perkembangan ancaman. Peningkatan ancaman siber tentu harus dibarengi dengan kesiapan keamanan layanan,” kata Junaidi dalam keterangan resminya, di Jakarta, Senin, 15 Mei 2023.

Menurutnya, kasus ini menjadi pengingat bukan hanya bagi BSI namun seluruh perbankan di Indonesia, untuk mengevaluasi lagi keamanan layanan mereka, termasuk membangun dan meningkatkan efektivitas antisipasi melalui alternatif strategi serta respons segala ragam resiko kejahatan siber.

Baca Juga: Jadi Bacaleg Perindo, Aldi Taher Cium Kaki Ibu sebelum Daftar ke KPU

Aktivitas kejahatan siber di dunia perbankan, kata dia dipastikan berimplikasi tinggi, bukan saja memicu kerugian finansial perbankan dan nasabah, namun bisa mencederai kepercayaan nasabah terhadap keamanan perbankan.

“Kita harus belajar banyak dari kasus serangan siber yang bisa memengaruhi kepercayaan nasabah,” kata dia.

Junaidi lantas meminta pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk lebih peduli terhadap masalah ini, sebab perputaran kejahatan siber yang lebih cepat dibanding roda kesiapan perbankan akan berdampak pada aktivitas layanan perbankan nasional cepat atau lambat.

Junaidi menegaskan, tindak lanjut nyata dari negara patut hadir melalui kokohnya "cyber security" dan "cyber protection". Selain itu, imbuhnya, Kementerian BUMN dan jajaran Direksi BSI juga harus mengedepankan transparansi soal kasus ini.

"P​​enguatan keamanan siber tidak hanya dilakukan dan menjadi tanggung jawab perbankan, melainkan perlu dukungan pemerintah dalam membangun model yang lebih efektif dalam mengantisipasi serangan siber di masa depan," tutupnya.

Kasus BSI yang Diduga Lumpuh Diserang Hacker

Baca Juga: Profil Habib Bahar bin Smith, Ulama yang Dikabarkan Ditembak Orang Tak Dikenal

BSI menjadi sorotan usai seorang netizen bernama Rochmat Purwanto melaporkan kehilangan uang di rekening BSI miliknya, hingga ratusan juta rupiah. Uangnya raip dari tanggal 1 sampai 4 April 2023. Hingga saat ini masalah si nasabah belum menemukan titik terang.

Dari surat balasan BSI mengenai laporannya, Rochmat diketahui merupakan pengusaha atas nama PT Amanah Sejahtera Bersama Property.

"Uang kami di BSI hilang Rp378.251.749, sudah membuat laporan kehilangan dan komplain ke @bankbsi_id Cabang Solo tapi jawaban seperti ini, adakah yang perlu dikakukan agar uang kami kembali?" kata, @RochmatPurwanto Sabtu, 13 Mei 2023.

Setelahnya, akun Twitter @darktracer_int tiba-tiba mengungkapkan bahwa komplotan peretas alias hacker bernama LockBit 3,0 merupakan dalang dari terganggunya server Bank Syariah Indonesia (BSI), yang salah satunya merugikan Rochmat Purwanto.

Baca Juga: Erdogan Gagal Meraup Mayoritas Suara, Pemilihan Presiden Turki Berlanjut ke Putaran Kedua

Melalui ciutannya, ia mengungkapkan sejumlah data yang terancam akan dibocorkan, jika negosiasi antara si peretas dengan BSI yang entah apa isinya gagal dilakukan.

Mengutip SOCRadar, LockBit 3.0 merupakan grup Ransomware-as-a-Service (RaaS) yang melanjutkan warisan LockBit dan LockBit 2.0. Sejak Januari 2020, LockBit mengadopsi pendekatan ransomware berbasis afiliasi, di mana afiliasinya menggunakan berbagai taktik untuk menargetkan berbagai bisnis dan organisasi infrastruktur penting.

LockBit sangat aktif dalam menerapkan model seperti pemerasan ganda, afiliasi broker akses awal, dan beriklan di forum peretas.

Mereka bahkan diketahui merekrut orang dalam dan membuat kontes di forum untuk merekrut peretas yang terampil; kebijakan ekspansionis semacam itu telah menarik banyak afiliasi, telah mengorbankan ribuan entitas, dan melanjutkan tindakan jahat mereka. ***

Sentimen: negatif (99.9%)