PIKIRAN RAKYAT - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah dengan melakukan penyanderaan pada empat pekerja proyek tower BTS PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Kini, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri memastikan mereka sudah dilepaskan kembali kepada masyarakat.

Hanya saja, kondisi empat pekerja proyek itu sempat terluka akibat dianiaya selama penyanderaan oleh KKB Papua.

Hingga akhirnya, empat pekerja yang menjadi korban penyanderaan oleh KKB harus mendapat perawatan medis selama beberapa waktu di puskesmas setempat.

"Update terakhir mengatakan bahwa keempat korban itu sudah bersama masyarakat. Tidak ada lagi kekerasan atau penganiayaan yang dilakukan oleh kelompok tersebut," ujar Irjen Pol Mathius Fakhiri dalam pernyataan di Papua, dikutip Pikiran-Rakyat.com pada Minggu, 14 Mei 2023.

Baca Juga: WHO Cabut Status Darurat Covid-19, Pemkot Cimahi Minta Masyarakat Tetap Terapkan Prokes

"Kejadian pendarahan pada korban sudah berhenti," ujarnya menambahkan.

Diketahui, sebanyak empat pekerja tower BTS untuk PT IBS dilaporkan menjadi korban penyerangan dengan senjata tajam yang berubah menjadi penyanderaan, yakni Benyamin Sembiring, Asmar, dan Fery.

Pada awalnya, sebanyak enam pekerja PT IBS sedang berangkat dari Oksibil menuju Distrik Okbab memakai pesawat Elang Air pada Jumat, 12 Mei 2023 pukul 08.30 WIT.

Namun ternyata, mereka yang tiba di Distrik Okbab langsung dihadang lima orang yang mengaku anggota KKB dan dilengkapi senjata tajam untuk menyerang fisik mereka.

Baca Juga: Partai Demokrat Kota Bandung Targetkan 9 Kursi

Saat itu, seorang sandera, Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang, Alverus Sanuari dan satu korban luka lain berhasil dibebaskan untuk kembali ke Oksibil. Sedangkan, empat lainnya masih dalam penyanderaan.

Setelahnya, aparat kepolisian segera menindaklanjuti dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Distrik Okbab untuk membantu membebaskan empat sandera tersisa itu, tiga orang merupakan warga pendatang dan satu lainnya merupakan masyarakat asli Papua.

Selain itu, aparat juga langsung melakukan koordinasi dengan petinggi PT IBS untuk diskusi terkait cara-cara menyelesaikan kasus penyanderaan oleh KKB itu.***