Krjogja.com - JAKARTA - Masyarakat diminta untuk lebih memahami salah satu gangguan lambung yang dapat menyerang siapa pun, yaitu maag atau dyspepsia. Apalagi ketika menahan lapar dalam waktu yang lama selama puasa.

Kabar baiknya, gangguan yang terjadi akibat peningkatan asam pada lambung ini dapat ditangani dan dicegah.

Medical Officer PT Kalbe Farma Tbk, dr. Kristia Avi A. menyatakan, dyspepsia dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu dyspepsia fungsional dan dyspepsia organik.

"Dyspepsia organik terjadi ketika terdapat kelainan anatomi pada lambung, seperti peradangan atau luka. Biasanya yang sering dialami orang-orang itu yang dyspepsia fungsional ini," ujarnya dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk, yang diterima Rabu (26/4/2023).

Ia menjelaskan bahwa dyspepsia fungsional terjadi ketika tidak ditemukan kelainan pada organ lambung. Melainkan, hanya terdapat gangguan fungsi yang menyebabkan munculnya gejala seperti nyeri di ulu hati, kram perut, kenyang cepat, mual, begah, bahkan muntah.

“Lambung kita menghasilkan asam. Disebut sebagai asam lambung atau hydrochloric acid dengan pH sekitar 1-2 dan kondisi peningkatan asam lambung yang berlebih dapat menyebabkan beberapa gejala,” ungkap dr. Avi

“Masalah akan terjadi jika gejala-gejala tersebut terus muncul. Oleh karena itu, kondisi fisiologis adanya asam di lambung kita normal terjadi, namun ketika menyebabkan gejala, maka hal tersebut menjadi masalah yang perlu diperhatikan,” tambahnya.

Dokter Avi menjelaskan, maag tidak hanya menyerang orang dewasa. Anak-anak juga bisa mengalami maag, namun sulit didiagnosis karena anak-anak kesulitan mengungkapkan keluhan.

Gejala yang terjadi pada anak mirip dengan gejala pada orang dewasa, yakni merasa tidak nyaman di ulu hati, cepat kenyang, mual setelah makan, sendawa, dan begah.

Ada sejumlah hal yang dapat dilakukan sebagai tips pencegahan maag selama puasa. Salah satunya, sahur dengan menu seimbang dan tidak berlebihan.

Selain itu, makan saat berbuka tepat pada waktunya, makan dengan porsi kecil dan perlahan-lahan, sediakan obat antasida jika ada keluhan maag, serta hindari makanan yang terlalu berminyak, tinggi lemak, terlalu asam, dan terlalu pedas. Jika pola makan tidak sehat, akan berisiko terkena maag hingga mempengaruhi kenyamanan beraktivitas.

"Kami melakukan interview terhadap konsumen kami. Kami mengeksplorasi dampak yang dirasakan oleh orang yang menderita maag, selain rasa sakit dan ketidakmampuan untuk beraktivitas secara fisik. Ternyata, ada dampak sosial juga, yaitu orang yang sakit maag cenderung merasa buruk mood, mudah marah, dan banyak terjadi drama ketika mereka merasa sakit," ungkap Brand Manager Promag, Agusta Widihastuti.

Promag memiliki lima varian produk. Di antaranya, Promag tablet, Promag cair dalam sachet, Promag cair dalam botol, Promag herbal dengan delapan kandungan herbal, dan Promag Double Action untuk maag kronis.

"Sebagai obat antasida yang ahli dalam merawat lambung, Promag siap memberikan solusi terbaik untuk masalah sakit maag. Dan, tahun ini merupakan tahun ke-52 Promag hadir di Indonesia sebagai obat andalan masyarakat," kata Agusta.

Menurut Agusta, Promag adalah solusi terbaik untuk masalah sakit maag selama bulan suci Ramadan. Melalui iklan di TV dan digital, serta Gerakan 1 Juta Kebaikan Tanpa Dramaag di 50 masjid di Indonesia, Promag bersama IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mengajak orang-orang untuk menjalankan ibadah puasa selama 30 hari tanpa drama.

Masyarakat diberikan edukasi kesehatan, sejumlah produk gratis, serta konsultasi kesehatan secara online maupun offline.

Pada kampanye Tanpa Dramaag, Promag berkomitmen untuk membantu mengurangi dampak sosial dari sakit maag pada masyarakat, sehingga mereka dapat menjalankan kegiatan sehari-hari secara lancar dan tanpa hambatan.(*)