Sentimen
Positif (88%)
25 Apr 2023 : 00.30
Informasi Tambahan

Agama: Islam

BUMN: BRI

Event: Salat Idul Fitri

Kasus: pembunuhan

BRIN Jadi Bulan-bulanan, Seruan Bantai Muhammadiyah Disorot Tajam: Lembaga Riset Isinya Kok Macam Preman! Selasa, 25/04/2023, 00:30 WIB

25 Apr 2023 : 00.30 Views 10

Wartaekonomi.co.id Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News

BRIN Jadi Bulan-bulanan, Seruan Bantai Muhammadiyah Disorot Tajam: Lembaga Riset Isinya Kok Macam Preman!
Selasa, 25/04/2023, 00:30 WIB

Warta Ekonomi, Jakarta -

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ma'mun Murod Al Barbasy menyorot tajam pernyataan kontroversial dari Andi Pangerang Hasanuddin.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menyuarakan halalnya darah hingga ingin membunuh semua warga Muhammadiyah.

Baca Juga: Mulyanto: Peneliti BRIN yang Bikin Heboh Harus Ditindak

Masalahnya cukup sepele, yakni perbedaan penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah. Hal inilah yang membuat keheranan Ma'mun.

Dirinya mempertanyakan mengapa metode Muhammadiyah yang berbeda dalam menentukan Lebaran dipermasalahkan sampai harus mengancam di media sosial (medsos).

Dia pun mengecam, Andi yang bersikap layaknya preman daripada seorang intelektual dalam menyikapi perbedaan. Dia pun meminta aparat penegak hukum untuk bertindak.

"Pak Presiden @jokowi, Prof @mohmahfudmd, Pak Kapolri @ListyoSigitP, @DivHumas_Polri, Gus Menag @YaqutCQoumas, Kepala @brin_indonesia bagaimana dengan ini semua? Kok main-main ancam bunuh? BRIN sebagai lembaga riset harusnya diisi mereka yang menampakkan keintelektualannya, bukan justru seperti preman preman," kata Ma'mun seperti dikonfirmasi Republika.co.id di Jakarta, Senin (24/4/2023).

Baca Juga: Asisten Virtual Pintar Sabrina BRI Siap Bantu Temukan Lokasi Merchant yang Hadirkan Promo Menarik

Sebelumnya, polemik ini sendiri bermula dari status Facebook yang ditulis Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin. Mantan kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu heran dengan Muhammadiyah yang tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023, namun ingin memakai lapangan untuk sholat Idul Fitri.

"Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas," ujar Thomas dalam status yang viral dikutip Republika.co.id di Jakarta, Senin (24/4/2023).

Status Thomas ditanggapi anak buahnya yang merupakan pakar astronomi BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin. Melalui akun AP Hasanuddin, ia menuliskan kemarahan atas sikap Muhammadiyah dengan me-mention akun Ahmad Fauzan S.

Baca Juga: Warganya Diancam Pembunuhan Gegara Perbedaan Hari Lebaran, Muhammadiyah Bereaksi: Jalan Hukum Selalu Terbuka!

"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?" kata Hasanuddin.

Dia masih melanjutkan statusnya yang mengancam, bahkan setelah dirinya berdebat cukup panjang dengan warganet lain.

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.

Baca Juga: Gus Nadir Minta Masyarakat Ikut Idul Fitri Bareng Pemerintah karena Sesuai Fiqih, Tokoh Muhammadiyah Tegas: Jangan Bodohi Orang!

Kini status AP Hasanudin viral di berbagai kanal media sosial. Di lini masa Twitter dan Facebook, statusnya banyak disebar, termasuk di grup Whatsapp. Republika.co.id sudah mencoba melihat akun AP Hasanudin, namun sudah digembok. Republika.co.id juga mencoba mengonfirmasi masalah itu kepada pimpinan BRIN.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ternyata Bukan Capres Pilihan Megawati Maupun Jokowi

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Warta Ekonomi dengan Republika.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Sentimen: positif (88.9%)