Sentimen
Positif (100%)
19 Apr 2023 : 00.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung

Contoh P5 Kurikulum Merdeka, Pelaksanaan Pembelajaran di Semua Jenjang Pendidikan

19 Apr 2023 : 00.15 Views 2

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Contoh P5 Kurikulum Merdeka, Pelaksanaan Pembelajaran di Semua Jenjang Pendidikan

AYOBANDUNG.COM - Contoh Kurikulum Mandiri P5 terkait pelaksanaan pembelajaran di sekolah dengan Kurikulum Merdeka.

Seperti yang kita tahu, bahwa kurikulum terbaru yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah kurikulum merdeka.

Tujuan dari P5 adalah sebagai proyek penguatan profil pelajar pancasila.

Oleh karena itu, artikel ini dibuat untuk membantu teman-teman guru semua yang saat ini sedang menerapkan kurikulum merdeka di sekolah.

Baca Juga: 3 KABAR BAIK untuk Guru Sertifikasi Terkait Pencairan Tunjangan Profesi, Sudah Cair di Daerah Ini

Di bawah ini merupakan contoh-contoh kurikulum P5 merdeka yang bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran:

1. Ningsih, Peserta Didik, Sumbawa Barat

Ningsih adalah seorang siswa SMP. Ningsih tinggal di desa nelayan gurita. Di sekolah, guru Ningsihi merancang proyek profil dengan topik "Detektif Gurita".

Ningsih mempelajari segala hal mulai dari dunia gurita, mulai dari sifat dan gaya hidup gurita hingga dampak gurita terhadap kesejahteraan masyarakat desa mereka.

Selama penelitian, Ningsih dan kawan-kawan menemukan bahwa gurita yang tidak terjual biasanya dibuang begitu saja ke laut.

Di bawah bimbingan sang guru, Ningsih dan teman-teman sekelasnya bergotong royong mengembangkan kreasi makanan olahan gurita untuk memanfaatkan gurita yang tidak laku terjual. Ningsih sangat senang karena dia dan teman-temannya mendapat kesempatan untuk menyempurnakan dimensi Kreatif dan Gotong Royong melalui proyek profil.

2, Pak Aso, Pendidik, Bandung

Pak Aso adalah seorang guru SLB. Pak Aso mencatat bahwa murid-muridnya suka minum teh manis, tetapi mereka masih belum tahu cara membuatnya sendiri.

Pak Aso merancang proyek profil bertema kewirausahaan untuk mengembangkan dimensi Mandiri bernama We Like Sweet Tea.

Siswa membiasakan diri dengan alat dan bahan, menentukan jumlah gula dan air yang digunakan, menuangkan air ke dalam gelas dan menyajikan teh sendiri.

Proyek profil dilaksanakan melalui pendampingan, pengulangan dan induksi baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu, Pak Aso mendorong murid-muridnya untuk berjualan teh manis di pameran profile project.

Baca Juga: Honorer Akhirnya Diangkat Jadi ASN 2023 Tanpa Tes, Angin Segar Menghampiri Non ASN dari Parlemen

Murid-murid Pak Aso sangat senang, 20 cangkir teh manis terjual hari itu. Setelah proyek profil berakhir, beberapa orang tua mengatakan kepada Pak Aso bahwa anak laki-laki mereka sekarang membuat teh manis sendiri setiap pagi.

3. Bu Mondang, Kepala Satuan Pendidikan, Medan

Bu Mondang sedang prihatin dengan fenomena baru-baru ini dimana terdapat berita bahwa telah terjadi insiden intimidasi terhadap siswa etnis minoritas di sekolah menengah yang dia kelola.

Bertekad untuk mengatasi masalah ini, Ibu Mondang berkoordinasi dengan Tim Fasilitator Proyek Profil SMA.

Mereka sepakat untuk merancang proyek profil dengan moto "Cintai dirimu, cintai orang lain" yang mengarah pada dimensi keragaman global. Guru mendorong dialog antar siswa.

Sekolah juga mengundang pengasuh dari komunitas multietnis untuk berdialog dengan para siswa. Bekerja sama dengan masyarakat, sekolah menyelenggarakan kegiatan langsung untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan keluarga yang berbeda etnis.

Baca Juga: MAKIN PENDEK? BKN Ungkap Segini Batas Usia Pensiun PNS Guru 2023, Berapa Tahun?

Proyek profil ini berhasil meredam ketegangan antar etnis dan menumbuhkan rasa empati dan kebersamaan di SMA yang dipimpin oleh Ibu Mondang.

4. Bu Reina, Komite Sekolah, Surakarta

Ibu Reina adalah anggota komite di SMK tempat anaknya bersekolah. 50% lulusan SMK tidak diterima. Berdasarkan pengamatan selama magang, Reina menemukan bahwa mahasiswa masih belum memiliki budaya kerja yang baik.

Ibu Reina mendukung inisiatif Tim Fasilitasi Proyek Profil untuk membuat proyek profil terkait pekerjaan.

Dengan dukungan dana dari panitia, mahasiswa mengunjungi industri dan merefleksikan budaya kerja dunia industri yang baik. Siswa kemudian berdiskusi dan menyepakati budaya kerja yang ingin mereka praktikkan dan kemudian mempraktikkannya.

Setelah menyelesaikan proyek profil, Reina merasa lega karena para siswa terbiasa bekerja secara profesional baik secara mandiri maupun kelompok, mencerminkan semakin besarnya Mandiri dan gotong royong.

Demikianlah contoh P5 kurikulum merdeka. Semoga bermanfaat ***

Sentimen: positif (100%)