Sentimen
Positif (99%)
18 Apr 2023 : 22.44
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta

Kasus: covid-19

Kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka | KRJOGJA

18 Apr 2023 : 22.44 Views 4

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Kebijakan Implementasi Kurikulum Merdeka | KRJOGJA

Krjogja.com - KURIKULUM di Indonesia saat ini sedang mengalami masa transisi yaitu perpindahan dari Kurikulum 2013 ke kurikulum baru, yaitu kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Seperti yang dilansir dalam laman Kemendikbudristek, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Adanya kurikulum merdeka ini sebagai kebijakan pemulihan pembelajaran yang disebabkan karena ketertinggalan pembelajaran (learning loss) akibat pandemi Covid-19. Akan tetapi, untuk saat ini belum semua sekolah melaksanakan kurikulum merdeka, terutama di jenjang SMP. Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) telah berjalan kurang lebih dua tahun di Indonesia. Beberapa sekolah dari setiap jenjang telah melaksanakan Kurikulum Merdeka dalam proses pembelajaran, meskipun belum seluruh sekolah di Indonesia menerapkannya. Hal tersebut karena pemerintah memberikan kebebasan kepada sekolah.

Sekolah yang saat ini telah menerapkan kurikulum merdeka merupakan sekolah yang sudah lolos menjadi sekolah penggerak. Program sekolah penggerak merupakan upaya mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila. Menurut Syafi’i, Program sekolah penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi dan karakter, yang diawali dengan sumber daya manusia yang unggul (kepala sekolah dan guru).

Untuk mencapai sekolah penggerak pun harus melalui rangkaian seleksi yang sangat ketat. Tidak semua sekolah bisa langsung lolos dalam mengikuti seleksi sekolah penggerak, bahkan terdapat pula sekolah yang berkali-kali mengikuti seleksi sekolah penggerak dan baru dinyatakan lolos. Dalam tahapan seleksi sekolah penggerak tersebut, kualitas kepala sekolah serta mutu sekolah sangat memengaruhi keberhasilan menjadi sekolah penggerak. Sekolah yang telah lolos menjadi sekolah penggerak wajib mengimplementasikan kurikulum merdeka dalam pembelajaran mulai tahun ajaran baru.

Struktur kurikulum merdeka terdapat dua struktur yaitu pembelajaran intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Dalam implementasi kurikulum merdeka tidak bisa lepas dari pelaksanaan kegiatan proyek.

Kegiatan proyek ini merupakan ciri khas dari kurikulum merdeka. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

Adanya analisis terkait implementasi kurikulum merdeka ini bisa dijadikan contoh atau gambaran sekolah-sekolah lain yang belum menerapkan kurikulum merdeka dan akan menerapkan kurikulum merdeka di tahun ajaran baru agar memiliki gambaran dalam proses pengimplementasian kurikulum merdeka tersebut. Dengan begitu, sekolah yang mempelajari terkait pengimplementasian kurikulum merdeka bisa mempersiapkan secara matang hal-hal penunjang keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum merdeka. Hal ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kurikulum merdeka, hambatan pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka, serta solusi yang tepat untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam implementasi kurikulum merdeka.

Ciri khas dari Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yaitu adanya kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang harus dilaksanakan oleh siswa. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai bentuk implementasi dari kurikulum merdeka. Terdapat tujuh tema dalam P5 yang tersedia dalam kurikulum merdeka. Ketujuh tema tersebut yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara Demokrasi, Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI, serta Kewirausahaan. Sebelum kegiatan P5 dilaksanakan, sekolah hendaknya terlebih dahulu membentuk tim proyek yang beranggotakan oleh Bapak/Ibu guru di sekolah tersebut yang terdiri atas tujuh orang tim guru di setiap tema proyek atau sesuai dengan jumlah tema yang dipilih oleh setiap sekolah. Tim proyek tersebut merupakan penanggung jawab keterlaksanaan kegiatan proyek P5 di setiap tema yang akan dilakukan.

Meskipun demikian, seluruh Bapak/Ibu guru hendaknya juga akan terlibat dalam pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tersebut. Setelah pelaksanaan serangkaian kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila setiap tema, hendaknya sekolah mengevaluasi dari setiap pelaksanaan kegiatan P5 tersebut dari kepala sekolah maupun Bapak/Ibu guru pelaksana. Adanya evaluasi tersebut untuk menganalisis kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan proyek dan selanjutnya mencari solusi dari adanya kendala tersebut. Hal tersebut akan berguna untuk kegiatan proyek selanjutnya agar dapat berjalan dengan lancar sesuai tujuan yang diharapkan.

Dalam setiap pelaksanaan kegiatan, hambatan atau kendala merupakan hal yang sering ditemui oleh pelaksana kegiatan, terutama dalam pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka di sekolah-sekolah penggerak. Beberapa hambatan yang sering terjadi di sekolah yang telah melaksanakan implementasi kurikulum merdeka seperti
(1) Persiapan kepala sekolah yang belum maksimal dalam menghadapi penerapan kurikulum merdeka;
(2) Sarana dan prasarana sekolah yang belum lengkap;
(3) Guru belum memahami terkait administrasi baru yang sesuai dengan kurikulum merdeka;
(4) Keterbatasan sumber atau bahan ajar guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa karena kebanyakan guru belum membuat modul pembelajaran sendiri yang sesuai dengan kondisi siswa; dan
(5) Guru masih berpatokan dengan buku teks pelajaran dalam penerapan kurikulum merdeka sehingga dalam memberikan materi kepada siswa masih terbatas.

Berdasarkan hambatan atau kendala yang terjadi dalam implementasi kurikulum merdeka, maka dapat diberikan solusi untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu seperti:
(1) Sekolah hendaknya semaksimal mungkin melengkapi sarana dan prasarana yang memadahi guna menunjang keberhasilan pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka;
(2) Mengadakan bimbingan kepada pengawas sekolah untuk meminta arahan terkait pelaksanaan kurikulum merdeka yang efektif;
(3) Mengadakan bimbingan teknis (bimtek) untuk para guru terkait kurikulum merdeka dengan narasumber yang kompeten dibidangnya;
(4) Mengadakan pelatihan untuk Bapak/Ibu guru secara berkala untuk meningkatkan kemampuan Bapak/Ibu guru terkait pengembangan sumber/bahan pelajaran dan pengembangan media pembelajaran yang berbasis digital;
(5) Kepala sekolah dan tim proyek sebaiknya secara rutin berkoordinasi dan mengevaluasi kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila; dan
(6) Tim proyek sebaiknya saling berkoordinasi dalam mengkondisikan siswa di lapangan agar pelaksanaan kegiatan P5 dapat berjalan kondusif. (Mita Septiana, M.Pd. Guru SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta)

Sentimen: positif (99.2%)