Sentimen
Negatif (100%)
6 Apr 2023 : 13.49
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Grup Musik: APRIL

Institusi: Universitas Indonesia

Kasus: covid-19

Varian Arcturus Sudah Menyebar di 22 Negara, Epidemiolog: Indonesia Sudah Memiliki Antibodi Covid-19

6 Apr 2023 : 13.49 Views 6

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Varian Arcturus Sudah Menyebar di 22 Negara, Epidemiolog: Indonesia  Sudah Memiliki Antibodi Covid-19

PIKIRAN RAKYAT - Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dr Iwan Ariawan MSPH mengimbau masyarakat agar tidak panik dan khawatir terhadap subvarian baru Arcturus. Menurutnya, masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19.

Varian Omicron XBB.1.16 atau yang dijuluki 'Arcturus' menyebabkan lonjakan kasus di beberapa negara. Varian baru ini telah dilaporkan di 22 negara, dan sebagian kasus terjadi di India.

"Dari hasil survei serologi yang sudah dilakukan Kemenkes RI dan FKM UI pada Januari 2023 didapatkan hasil bahwa hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap COVID-19 baik dari infeksi maupun vaksinasi," kata Iwan Ariawan di Kampus Universitas Indonesia, dikutip dari Antara, pada Kamis, 6 April 2023.

Ia mengatakan, dari analisis kematian akibat Covid-19, seseorang yang telah menerima vaksinasi memiliki risiko kematian yang jauh lebih kecil terutama pada lansia.

Baca Juga: Soal Status Pandemi Covid-19, Indonesia Tunggu Fatwa WHO

"Jadi, vaksin ini sangat terlihat efeknya dan dari analisis yang kami lakukan, apapun vaksinnya hasilnya kurang lebih sama," ujar Iwan.

Ia menambahkan, antibodi pada tubuh seseorang menjadi lebih kuat dan risiko kematian lebih rendah apabila telah divaksin booster kedua.

Di sisi lain, gejala yang ditimbulkan Arcturus tidak terlalu berat. Ia menambahkan tingkat fatalitas Arcturus lebih rendah dibandingkan dengan varian sebelumnya seperti Delta.

Lebih lanjut, Iwan mengatakan, vaksin Covid-19 yang dipakai di Indonesia masih dapat menangkal varian Arcturus. Pasalnya Arcturus ini masih varian Omicron.

Baca Juga: Mudik: Efektivitas Pelarangan dan Dampaknya Selama Pandemi Covid-19

Sakit berat dan kematian karena varian Omicron dikatakannya dapat dicegah dengan menggunakan vaksin-vaksin yang tersedia di Indonesia. Selain vaksinasi, risiko penuluran juga dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).

"Penularannya melalui droplet atau percikan air liur, sehingga tempat-tempat keramaian seperti di transportasi umum atau tempat serupa lainnya memiliki risiko penularan yang tinggi, sangat dianjurkan untuk menggunakan masker. Hal ini untuk mencega Arcturus maupun varian lainnya," ujar Iwan.

Selain itu, yang juga perlu diperhatikan adalah orang-orang yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid, karena jika orang tersebut terjangkit Covid-19 akan membuat penyakit bawaannya tersebut semakin parah.

Iwan mengatakan, apabila seseorang sudah terinfeksi dan dinyatakan positif Covid-19, hal pertama yang dilakukan adalah dengan isolasi mandiri selama lima hari. Ini jika penderita memiliki gejala yang ringan, bukan lansia, dan tidak ada komorbid.

Baca Juga: Varian Covid-19 Arcturus Belum Ada di Jakarta, Dinkes DKI: Tidak Perlu Panik, Sangat Terkendali

Untuk pengobatannya, apabila penderita hanya mengalami gejala ringan, maka cukup istirahat dan isolasi mandiri. Namun, jika ingin meminum vitamin ataupun suplemen lainnya diperbolehkan.

"Berbeda jika penderitanya mempunyai gejala berat, komorbid, atau lansia maka harus diperiksa dan ditangani langsung oleh dokter untuk dilihat apakah penderita harus dirawat di rumah sakit atau bisa isolasi mandiri di rumah," kata Iwan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyampaikan bahwa sampai saat ini subvarian Arcturus belum terdeteksi di Indonesia. Kendati demikian masyarakat diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan.***

Sentimen: negatif (100%)