Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Gunung, Yogyakarta
Tokoh Terkait

Sri Sultan Hamengku Buwono X
Saat Sultan HB X Sebut Erupsi Merapi Kali Ini Siklus Perbaikan Kerusakan Alam
Koran-Jakarta.com
Jenis Media: Nasional

YOGYAKARTA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai erupsi Merapi merupakan peristiwa alam yang pasti terjadi dan akan berhenti dengan sendirinya.Siklus alam tersebut pada hakikatnya guna mengembalikan ekosistemnya, terlebih akibat adanya pengerusakan yang dilakukan para penambang di lereng Merapi.
"Yang pentingngebaki sing(memenuhi yang) dirusak karena ditambang, itu saja. Nanti kalau yang berlubang-lubang itu sudah tertutup kan berhenti sendiri. Memang perlu (waktu) lama, karena memang tidak hanya di atas, yang di bawah juga di berlubang," ungkap Sri Sultan dikutip dari rilis Humas Pemda DIY, hari ini.
Sri Sultan sekaligus mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik.Karena erupsi Merapi yang terjadi kaliini tidak seperti erupsi sebelum-sebelumnya. harusnyemburtapi satu sampai dua kilometer karena yang ditambang di sekitar itu," ujarnya.
Aktivitas penambangan juga sudah ditutup, sejauh ini.Beberapa masyarakat yang sebelumnya melakukan aktivitas penambangan melakukan pendampingan dan pembinaan untuk membuka peluang ekonomi pada sektor pertanian."Supaya mereka punya pendapatan dari produk di sektor pertanian, supaya tidak nambang lagi," imbuh Raja Keraton Yogyakarta ini.
Baca Juga :
Gunung Merapi Erupsi, Warga Diimbau Jauhi Daerah Berbahaya
Terkait aktivitas Gunung Merapi tersebut, Tim Drone Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Badan Geologi telah melakukan survei pasca kejadian awan panas guguran Gunung Merapi pada 11-12 Maret 2023. Hasil pantauan menunjukkan, pada 11-12 Maret 2023, Gunung Merapi meluncurkan awan panas ke arah Kali Bebeng.Ujung luncuran awan panas guguran teramati di sisi barat daya di alur Kali Bebeng.
Berdasarkan pantauan foto udara menggunakan drone pada Minggu (12/03), jarak luncur awan panas guguran Gunung Merapi kali ini mencapai 3,7 km dari puncak Gunung Merapi.Adapun hingga Senin (13/03), tercatat 60 kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi.
Pasca rangkaian awan panas guguran selama beberapa hari ini, Badan Geologi masih belum mengubah status aktivitas di Gunung Merapi.Saat ini Badan Geologi masih menetapkan status aktivitas Siaga atau Tingkat III untuk Gunung Merapi.Adapun status Gunung Merapi tersebut sudah di tingkat Siaga sejak 5 November 2020 lalu.
Badan Geologi menyatakan, potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lahar dan awan panas guguran, pada wilayah Kali Woro sejauh 3 km dari puncak;Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak;Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak;dan Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak.Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.
Seiring dengan musim hujan yang masih terjadi di DIY dan Jateng, BPPTKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi.Anjuran terkait yang diberikan yakni agar masyarakat tidak beraktivitas di sekitar puncak Gunung Merapi dalam jarak 7 kilometer arah Barat Daya ke arah Kali Krasak, serta jarak 5 kilometer di sektor Tenggara.
Baca Juga :
Gunung Anak Krakatau Beberapa Kali Erupsi
Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S
Sentimen: negatif (99.8%)