Sentimen
Positif (100%)
10 Mar 2023 : 17.40
Informasi Tambahan

Institusi: Institut Pertanian Bogor

Kab/Kota: Bogor

Tokoh Terkait

Sorot Usulan Kemenkes soal Cukai Berpemanis, Pakar Prediksi Kalangan Industri akan Melawan

10 Mar 2023 : 17.40 Views 13

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Sorot Usulan Kemenkes soal Cukai Berpemanis, Pakar Prediksi Kalangan Industri akan Melawan

PIKIRAN RAKYAT - Upaya pengendalian konsumsi gula bisa diwujudkan di Indonesia menurut pakar perilaku konsumen dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc. Dalam hal ini, kebijakan publik yang dibuat pemerintah akan membuat masyarakat mengganti gaya hidup menjadi lebih sehat.

Prof Ujang memaparkan kebijakan publik yang kuat terkait batas konsumsi gula dapat membuat Indonesia mengikuti jejak Inggris yang sudah berhasil atas hal itu.

Menurut Prof Ujang, peredaran produk makanan dan minuman minim gula akan berdampak pada dunia kesehatan di Indonesia terutama untuk menekan kemunculan penyakit-penyakit tidak menular.

"Kebijakan publik yang membatasi penggunaan gula di dalam berbagai industri pangan. Hal ini yang menurut saya sangat efektif," ujar Prof Ujang dalam pernyataan pada Rabu, 8 Maret 2023.

Baca Juga: Marak Kasus Obesitas, Kemenkes Usulkan Cukai untuk Produk Gula, Garam, dan Lemak

Lebih lanjut, Prof Ujang memahami kemungkinan perlawanan sangat tinggi dari pelaku usaha industri di Indonesia jika muncul kebijakan pembatasan gula dalam produk makanan dan minuman siap saji itu.

"Ini sangat penting juga dari sisi makro. Tapi perlawanannya akan sangat tinggi dari industri kalau kena pajak. Sekarang kan sudah banyak pajak. Ini tambah pajak lagi," ujarnya menguraikan penjelasan.

Saat ini, sumber pangan yang beredar di Indonesia didominasi oleh gula yang cukup tinggi terutama pada makanan dan minuman siap saji. Meski begitu, konsumsi gula yang tidak diimbangi dengan memperbanyak aktivitas gerak hanya berujung pada munculnya diabetes.

"Orang Indonesia masih mengandalkan bahan-bahan karbohidrat sebagai sumber energi. Tentu ini bukan buruk karena nanti apakah dia akan berpengaruh terhadap suatu penyakit, tergantung dari apakah seimbang atau tidak," ujarnya menyampaikan pandangan.

Baca Juga: Ahli Gizi Jelaskan Kaitan Rahasia Awet Muda dan Kebiasaan Kurangi Gula dan Garam

Selain itu, Ujang juga menyarankan konsumsi buah-buahan agar lebih sering dilakukan masyarakat Indonesia mengingat gula alami lebih baik dikonsumsi.

"Tentu, pencegahan yang paling efektif itu datang dari kita sendiri. Jadi kalau kita ingin sehat, mulai dari sekarang kurangi (gula, garam, dan lemak)," ujarnya menegaskan.

Dengan hal-hal itu, Ujang mendukung upaya Kementerian Kesehatan yang akan mengusulkan cukai minuman berpemanis pada Kementerian Keuangan. Diharapkan ke depannya, perubahan perilaku masyarakat dapat terlihat terkait konsumsi gula terutama saat terjadinya kegiatan kumpul bersama keluarga maupun teman.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, sebanyak 61,27 persen penduduk berusia 3 tahun ke atas di Indonesia telah rutin mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali per hari.

Baca Juga: Obesitas Berisiko bagi Perempuan, Dapat Munculkan Gangguan Kesuburan

Kemudian, sebanyak 30,22 persen penduduk dalam usia yang sama mengonsumsi minuman manis 1-6 kali per minggu. Sedangkan sisanya, sekira 8,51 persen penduduk di Indonesia mengonsumsi minuman manis kurang dari 3 kali per bulan.

Singkatnya, laporan itu menyimpulkan bahwa kasus obesitas di Indonesia telah mengalami peningkatan pesat dalam waktu lebih dari satu dekade (2007-2018) yakni 21,8 persen.***

Sentimen: positif (100%)