Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Ramadhan
Institusi: ITB
Kab/Kota: Sukabumi
Polemik Status dan Ancaman Sesar Cimandiri sebagai Biang Kerok Gempa di Jabar, Ini Pendapat Berbeda para Ahli
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

AYOBANDUNG.COM -- Bagaimana pendapat para ahli tentang keberadaan Sesar Cimandiri? Simak artikel berikut sampai selesai!
Pembahasan tentang fenomena kegempaan di Indonesia sepertinya menjadi hal yang tidak ada ujungnya, sejak dulu hingga saat ini.
Keberadaan sesar atau patahan dan juga zona subduksi megathrust di wilayah Indonesia membuat negara ini berpotensi besar untuk diguncang bencana gempa bumi.
Seperti di Jawa Barat, ada beberapa sesar yang diyakini sebagai biang kerok utama terjadinya aktivitas kegempaan di daerah tersebut.
Sesar Cimandiri menjadi salah satu patahan yang diyakini kuat berpotensi dan menjadi ancaman besar di wilayah Sunda.
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Ini Tata Cara, Adab, dan Doa Ziarah Kubur
Para ahli bahkan telah meneliti lebih lanjut berkaitan dengan kinematika serta tingkat aktivitas dari Sesar Cimandiri dan kaitannya dengan fenomena kegempaan di Indonesia.
Ada perbedaan pendapat yang terjadi antara satu peneliti dengan peneliti lainnya tentang keberadaan Sesar Cimandiri sebagai ancaman di tanah Sunda.
Dikutip AyoBandung.com dari Buletin Geologi FITB ITB dengan judul artikel “STUDI PALEOSEISMOLOGI SESAR CIMANDIRI BAGIAN BARAT, DAERAH SUKABUMI, JAWA BARAT” berikut adalah beberapa pendapat berbeda dari para ahli.
Sesar Cimandiri Menurut Noeradi
Pendapat pertama menyebutkan bahwa Sesar Cimandiri merupakan sesar dominan komponen strike slip yang memiliki arah pergerakan sinistral atau mengiri.
Noeradi (1991) menyatakan bahwa Sesar Cimandiri dominan komponen strike slip dengan arah pergerakan sinistral atau mengiri, dengan kenampakan sesar dan lipatan terdapat di sekitar Zona Sesar Cimandiri.
Baca Juga: Kasus Rafael Alun Libatkan Geng Pejabat: Ada Transaksi Hingga 500 Miliar, 40 Rekening Rafael Alun Diblokir
Sesar Cimandiri Menurut Martodjojo
Sementara itu, pendapat kedua menyebutkan bahwa Sesar Cimandiri termasuk dalam sesar atau patahan normal.
Martodjojo (2003) berdasarkan pengamatan lapangan menyatakan bahwa Sesar Cimandiri merupakan sesar normal, blok bagian utara relatif bergerak turun terhadap blok bagian selatan Sungai Cimandiri yang berarah barat daya – timur laut.
Sesar Cimandiri Menurut Kertapati
Senada dengan yang sebelumnya, pendapat ketiga juga menyatakan bahwa Sesar Cimandiri termasuk dengan sesar normal tetapi berkaitan dengan beberapa fenomena kegempaan.
Kertapati (2006) menyatakan bahwa Sesar Cimandiri merupakan sesar normal dengan komponen geser dan berkaitan dengan beberapa kejadian gempabumi merusak di lembah Cimandiri dan sekitarnya.
Sesar Cimandiri Menurut Hall & Clements
Pendapat keempat bisa dibilang cukup jauh berbeda dan terbilang sangat bertolak belakang, menyebutkan bahwa Sesar Cimandiri tergolong sebagai patahan yang tidak aktif.
Hall dkk. (2007) dan Clements dkk. (2009) menyatakan bahwa Sesar Cimandiri merupakan sesar naik berdasarkan munculnya Formasi Jampang yang berumur Oligosen – Miosen di lembah Cimandiri dan tergolong sebagai sesar tidak aktif.
Baca Juga: Buntut Panjang Kasus Mario Dandy, Teman Satu Angkatan Rafael Alun Turut Diperiksa KPK
Sesar Cimandiri Menurut Abidin
Terakhir, pendapat terbaru yang tercatat menyebutkan bahwa Sesar Cimandiri tergolong sebagai sesar aktif berdasarkan hasil pengukuran dari pengolahan data GPS.
Abidin dkk. (2008) berdasarkan pengolahan data GPS yang dilaksanakan dari hasil pengukuran pada bulan Desember 2006, Agustus 2007, dan Agustus 2008, menyimpulkan bahwa Sesar Cimandiri tergolong sebagai sesar aktif dengan kecepatan pergerakan horizontal berkisar antara 0,5 – 1,7 cm/ tahun. (SIGIT DARWANTO)
Sumber dan gambar: https://vsi.esdm.go.id/index.php/kegiatan-pvmbg/download-center/doc_details/5108-studi-paleoseismologi-sesar-cimandiri-bagian-barat-daerah-sukabumi-jawa-barat
Sentimen: netral (88.7%)