LENGKONG, AYOBANDUNG.COM-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa terdapat dua opsi solusi untuk permasalahan kebakaran maut Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.

Saat kunjungannya ke Posko Pengungsian di Ruang Publik Terpadu Rumah Anak (RPTRA) Plumpang, beberapa waktu lalu, Jokowi menyarankan relokasi warga di sekitar Depo Pertamina Plumpang atau memindahkan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Plumpang.

Jokowi menekankan bahwa Depo Pertamina merupakan zona berbahaya dan seharusnya tidak boleh ada pemukiman warga di dekatnya.

BACA JUGA: Ancaman Pasokan BBM Kurang pasca Depo Plumpang Meledak, Inu Pesan Anggota DPR untuk Pertamina

Jika warga direlokasi, wilayah yang ditinggali sekarang akan menjadi buffer zone Depo Pertamina.

Presiden meminta jajarannya untuk segera membuat keputusan apakah warga akan direlokasi atau Depo Pertamina akan dipindahkan.

Jokowi menilai bahwa harus ada fasilitas yang melindungi objek vital tersebut, karena barang-barang yang disimpan di sana sangat berbahaya ketika berdekatan dengan masyarakat, apalagi dengan pemukiman penduduk.

Sebelumnya, Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang, Jakarta Utara mengalami kebakaran pada pukul 20.20 WIB. Kebakaran ini merembet ke rumah warga dan menelan korban.

BACA JUGA: Honorer Gagal jadi PPPK di 2023 Bakal Diberi Uang Modal Usaha? Ini Faktanya

Ledakan Depo BBM Plumpang milik Pertamina, menimbulkan kekhawatiran bagi anggota DPR terkait kurangnya pasokan BBM untuk masyarakat.

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mengucapkan belasungkawa dan prihatin atas musibah kebakaran depo BBM Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara.

Dia meminta Pertamina untuk fokus menangani kebakaran dan mengatasi korban dengan baik di kondisi darurat saat ini.

Mulyanto berharap bahwa meskipun dalam kondisi darurat, Pertamina tetap dapat menyediakan pasokan BBM untuk masyarakat.

BACA JUGA: Ini 9 Usaha Sampingan untuk PNS, Nggak Perlu Tunggu Gajian Auto Cuan Tiap Hari

Dia percaya bahwa Pertamina memiliki rencana kerja cadangan (contingency plan) yang memungkinkan pelayanan pengadaan BBM tetap berjalan meskipun terjadi musibah kebakaran di depo Plumpang.

Mulyanto juga meminta Pertamina untuk menutupi kekurangan pasokan distribusi BBM dan gas di wilayah Jabodetabek agar kegiatan ekonomi masyarakat tidak terganggu.

Namun, dia menegaskan bahwa Pertamina harus menyelesaikan permasalahan kebakaran terlebih dahulu karena menyangkut keamanan dan keselamatan orang-orang yang ada di kawasan depo dan lingkungan masyarakat sekitar.

Mulyanto juga mendesak Pertamina untuk melakukan audit keamanan di semua depo dan kilang BBM untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.

Dia menyebut bahwa kebakaran di depo dan kilang BBM Pertamina sering terjadi, dan pemeriksaan dan pengawasan perlu ditingkatkan.

Selain itu, Mulyanto meminta pihak perusahaan untuk melakukan mitigasi dan pencegahan di masa depan, agar tidak meledak lagi, seperti Depo Pertamina Plumpang.***