Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Rejang Lebong yang berada di Jalan Basuki Rahmat Kecamatan Curup. ANTARA/Nur Muhamad

Elshinta.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyatakan jumlah pemilih baru di wilayah itu hasil pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Pemilu 2024 mencapai 26.575 jiwa.

Koordinator Divisi Program, Data dan Perencanaan KPU Rejang Lebong, Lusiana saat dihubungi di Rejang Lebong, Kamis, mengatakan progres coklit Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu atau DP4 dari Kemendagri sebanyak 212.535 jiwa yang dilakukan petugas pemutakhiran data pemilih (pantarlih) di 156 desa/kelurahan di Rejang Lebong saat ini mencapai 69,95 persen.

"Saat ini jumlah pemilih baru yang didata oleh petugas pantarlih mencapai 26.575 jiwa, jumlah ini akan terus bertambah karena proses coklit masih berjalan," kata dia.

Dia menjelaskan, data pemilih baru tersebut tersebar dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong. Para pemilih baru ini adalah mereka yang saat ini sudah masuk usia pemilih pemula, kemudian warga pindahan dan warga yang baru terdaftar.

Sementara itu, untuk proses coklit yang dilakukan petugas pantarlih dalam 811 tps tersebar dalam 156 desa/kelurahan di 15 kecamatan di Rejang Lebong hingga Kamis sore (2/3) sudah mencapai 69,95 persen, dengan rincian jumlah pemilih sesuai sebanyak 119.64 jiwa, terdiri dari pemilih laki-laki sebanyak 61.133 jiwa, kemudian pemilih perempuan 58.491 jiwa.

Selanjutnya pemilih baru sebanyak 26.575 jiwa. Seterusnya pemilih tidak memenuhi syarat sebanyak 21.561 jiwa dan serta jumlah perbaikan data pemilih sebanyak 7,486 jiwa.

Menurut dia, pelaksanaan coklit oleh petugas pantarlih ini dimulai 12 Februari hingga 14 Maret mendatang, di mana jumlah data DP4 yang dilakukan coklit oleh petugas pantarlih di Kabupaten Rejang Lebong ini lebih banyak dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Kabupaten Rejang Lebong yang hingga akhir 2022 lalu tercatat sebanyak 191.115 jiwa.

Sejauh ini kendala yang dihadapi oleh petugas pantarlih dalam sejumlah kecamatan di Rejang Lebong adalah saat melakukan sinkronisasi dengan e-coklit terkendala sinyal internet sehingga harus dilakukan di tempat lainnya.

Selain itu pihaknya juga banyak tidak menemukan data pemilih yang dimaksud, serta banyaknya pemilih yang menikah di bawah umur namun tidak memiliki akta, kartu keluarga (KK), serta adanya penduduk dari luar daerah yang tidak mengurus surat pindah, dan ada juga warga yang memiliki KK lama yang diterbitkan tahun 1990 an.

Dia menargetkan proses coklit di wilayah itu bisa selesai tepat waktu dan mencapai 100 persen, kendati di lapangan petugas pantarlih di beberapa lokasi mengalami kendala sehingga harus bekerja keras guna menyelesaikannya.